SEPUTAR CIBUBUR - Ketidakpastian situasi ekonomi efek pandemi memang sungguh luar biasa, dan seluruh negara mengalami dampaknya.
Termasuk dalam hal investasi yang satu ini kripto/cryptocurrency atau mata uang kripto yang belakangan semakin suram.
Diketahui sebelumnya bahwa mata uang kripto termasuk Bitcoin terus mengalami koreksi tajam, bahkan kripto Luna dan kripto TerraUSD (UST) mengalami hancur berdarah-darah, hingga membuat banyak investor dibuat jatuh miskin seketika.
Baca Juga: Ambruknya Pasar Kripto, Apakah Saatnya Sekarang Untuk Membeli? Berikut Penuturan Para Ahli
Hal tersebut bukan tidak beralasan pasalnya Bitcoin turun 5,0 persen menjadi sekitar 29.700 dolar AS pada Senin di perdagangan Asia, meluncur bersama saham karena kekhawatiran tentang inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga.
Mata uang kripto terbesar di dunia itu telah kehilangan sekitar seperlima nilainya sejauh bulan ini, karena keruntuhan spektakuler TerraUSD, yang disebut stablecoin, telah mengguncang pasar kripto yang sudah jatuh di tengah penjualan luas dari investasi berisiko.
Fenomena jatuhnya dua kripto besutan Terra yakni LUNA dan TerraUSD (UST) ini sempat membuat heboh di kalangan investor dan trader di pasar kripto.
Baca Juga: Berikut Ini adalah 5 Aplikasi Trading Kripto Terpopuler yang Berada Dalam Pengawasan Pemerintah
Bahkan hingga kini, kehebohan dari jatuhnya dua koin digital (token) Terra tersebut masih terjadi, walaupun harga keduanya sudah mulai pulih meski masih jauh dari level psikologisny sebelum terjatuh parah.