Pengendalian Karhutla Butuh Solusi Permanen, Kolaborasi Para Pihak Disebut Jadi Kunci

- 24 Juni 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi Karhutla. Kabupaten Bengkalis mengusulka untuk wilayahnya berada dalam status siaga karhutla
Ilustrasi Karhutla. Kabupaten Bengkalis mengusulka untuk wilayahnya berada dalam status siaga karhutla /Dok. mediacenter.riau.go.id/

SEPUTAR CIBUBUR - Kolaborasi seluruh pemangku kepentingan yang terus menguat beberapa tahun belakangan memicu optimisme terciptanya solusi permanen bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Terbukti tiga tahun belakangan, luas karhutla terus menunjukkan penurunan. Hal ini juga menambah keyakinan akan tercapainya komitmen Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengendalian Karhutla (Sipongi) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Luas karhutla pada tahun 2019 sempat mencapai 1,6 juta hektare.

Baca Juga: KLHK Setop Proyek Karbon Hutan di Sumatera dan Kalimantan, Ingatkan Soal Kesesuaian Regulasi

Luasnya kemudian berkurang drastis di tahun berikutnya. Tahun 2020 karhutla seluas 296 ribu hektare dan di tahun 2021 seluas 358 ribu hektare

Sementara untuk tahun 2022 sampai Juni, karhutla terjadi di areal seluas 46.844 hektare dan diharapkan tidak akan mencapai luas 100 ribu hektare.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Karhutla Wilayah Sumatera KLHK Ferdian Krisnanto mengatakan ada 3 strategi yang dikembangkan untuk mencapai solusi permanen karhutla.

Pertama analisis cuaca dan iklim. Begitu tingkat kekeringan mengkhawatirkan, langsung dilakukan intervensi modifikasi cuaca.

Baca Juga: Profil Andrew Kalaweit, Tarzan Ganteng dari Hutan Kalimantan: Terkuak Cita-citanya di Dunia Televisi

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x