Hipmi Usulkan Ini agar Indonesia dan ASEAN Jadi Poros Maritim Dunia

- 29 Mei 2023, 13:12 WIB
FGD yang diselenggarakan Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November dan BPP Hipmi Bidang VI, Bidang Maritim, Kelautan, dan Perikanan pada Senin (29/5/2023). Foto: BPP Hipmi
FGD yang diselenggarakan Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November dan BPP Hipmi Bidang VI, Bidang Maritim, Kelautan, dan Perikanan pada Senin (29/5/2023). Foto: BPP Hipmi /

SEPUTAR CIBUBUR - Untuk mewujudkan  Indonesia dan ASEAN menjadi poros maritim dunia, Ketua Bidang VI BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Bidang Maritim, Kelautan, dan Perikanan, Fathul Nugroho, mendorong terbentuknya kolaborasi ASEAN+3 (Korea Selatan, Jepang, dan China) di bidang maritim.  

Chairmanship ASEAN 2023 sudah saatnya menjadikan ASEAN sebagai poros maritim dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, kita perlu adanya kerja sama dan sinergi dengan negara-negara ASEAN dan juga Korea Selatan, Jepang, dan China," kata Fathul Nugroho dalam Focus Group Discussion yang diselenggarakan bersama Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November dan BPP Hipmi Bidang VI, Bidang Maritim, Kelautan, dan Perikanan pada Senin (29/5/2023).

Fathul menekankan pentingnya membentuk Perusahaan Industri Maritim baik di bidang perkapalan, offshore, dan aquaculture kelas dunia bersama ASEAN+3.

"Kita perlu belajar dari pengalaman negara-negara Eropa tahun 1970, mereka bersatu dan berkolaborasi mendirikan perusahaan Airbus untuk menyaingi Boeing milik Amerika Serikat. Ini adalah strategi yang bisa kita tiru dan terapkan," ungkapnya.

Baca Juga: Dorong Peternak Lokal Lebih Maju, Hipmi Luncurkan Program Ini

Lebih lanjut, Hipmi mendorong terbangunnya kerjasama jaringan ekosistem maritim ASEAN+3 di bidang logistik dan lalu lintas laut.

"Sekitar 50% arus pergerakan barang antara barat dan timur melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Dengan kolaborasi ini, biaya logistik bisa menjadi lebih efisien dan pastinya negara-negara ASEAN mendapatkan keuntungan lebih," terang Fathul.

FGD yang diselenggarakan Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November dan BPP Hipmi Bidang VI, Bidang Maritim, Kelautan, dan Perikanan pada Senin (29/5/2023). Foto: BPP Hipmi
FGD yang diselenggarakan Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November dan BPP Hipmi Bidang VI, Bidang Maritim, Kelautan, dan Perikanan pada Senin (29/5/2023). Foto: BPP Hipmi
Sebelumnya, Indonesia telah tergabung dalam Tokyo MoU bersama 21 negara Asia Pasifik lainnya. Organisasi ini bertujuan mengurangi pengoperasian kapal dengan standar internasional lewat kerjasama kontrol di masing-masing negara anggota. Keanggotaan Indonesia di Tokyo MoU juga membuat pelabuhan di Indonesia terbuka bagi kapal-kapal asing.

Menurut Fathul, dengan posisi Indonesia di Keketuaan ASEAN 2023 harusnya pemerintah mampu mendorong kolaborasi negara ASEAN dalam menyiapkan fasilitas dan jasa penunjang kelas dunia bagi kapal-kapal dunia.

"Ini akan memberikan dampak ekonomi positif bagi Indonesia dari keberadaan ALKI dan sekaligus memperkuat posisi kita sebagai negara maritim," jelasnya.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x