SEPUTAR CIBUBUR - Perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, eFishery, terus mengembangkan potensi akuakultur melalui kerja sama. Salah satunya dengan menggandeng pemerintah, yang merupakan partner strategis dalam memajukan industri akuakultur.
Sejak lama, eFishery dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Ekonomi Digital (DED) bersinergi mendorong penguatan teknologi untuk para pembudidaya ikan di Indonesia.
Pada kegiatan “Digital Economic Dialogue: Social Impact & Adoption in The Digital Economy” yang diselenggarakan di Hotel Borobudur Jakarta, 26 - 27 Maret 2024, eFishery dan DED Kominfo menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) pemberian bantuan eFeeder kepada pembudidaya eFishery di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
eFeeder merupakan teknologi pemberi pakan otomatis untuk ikan dan udang yang berfokus pada efisiensi pakan dan pengurangan limbah yang diciptakan oleh eFishery. eFeeder mampu mempercepat siklus panen hingga 74 hari, serta meningkatkan efisiensi pakan hingga 30% dan meningkatkan kapasitas produksi hingga 25%.
Baca Juga: Amar Bank Siapkan Dana Rp100 miliar kepada Pembudidaya Ikan Mitra eFishery
Berdasarkan riset dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada tahun 2022, pembudidaya yang menggunakan eFeeder mengalami peningkatan pendapatan hingga 45%.
Luciana Dita Chandra Murni, Head of Regulatory and Government Affairs eFishery mengatakan bahwa sektor akuakultur di Indonesia masih memiliki potensi yang sangat tinggi untuk berkembang.
“Oleh karena itu, kami terus berusaha menggalakkan penggunaan teknologi untuk mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini. Kami melihat peluang untuk mengangkat sektor ini ke tingkat yang lebih tinggi agar dapat mengatasi permasalahan pangan dengan menyediakan teknologi yang terjangkau, serta mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi melalui ekonomi digital yang inklusif. Kolaborasi menjadi kunci kemajuan industri akuakultur di Indonesia, dengan adanya kolaborasi bersama Kominfo kami yakin dapat memberikan dampak yang lebih luas lagi untuk mendukung peningkatan produktivitas pembudidaya Indonesia,” ujar Luciana Dita Chandra Murni.
Baca Juga: eFishery Rekrut Pakar IoT untuk Percepat Pengembangan Teknologi Akuakultur
Hal ini berarti setiap tambahan pakan ikan 1 kg akan menghasilkan penambahan berat ikan sampai dengan 1,2 kg. Selain itu, terdapat juga peningkatan dalam hal Average Daily Gain (ADG), yang merupakan salah satu ukuran produktivitas perikanan budidaya. ADG dapat didefinisikan sebagai penambahan jumlah rata-rata berat ikan setiap harinya selama periode pemberian pakan dalam waktu tertentu, tujuannya untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan. Menurut SNI 6484.3:2014, ADG untuk ikan lele berkisar antara 1,27 sampai 1,93.
Sedangkan, rata-rata ADG untuk pembudidaya ikan eFishery adalah 2,28. Ini berarti bahwa produksi pembudidaya eFishery yang menggunakan eFeeder lebih efisien.
Boni Pudjianto, Direktur Ekonomi Digital Kominfo mengatakan, adopsi sosial dalam ekonomi digital mencakup bagaimana individu dan masyarakat menerima dan mengintegrasikan teknologi digital sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan peluang baru untuk partisipasi sosial dan inklusi.
Baca Juga: Akuakultur bukan Dunia Pria Saja, eFishery Berdayakan Lebih dari 5.000 Pembudidaya Perempuan
Namun, lanjut dia, dengan adanya transisi ke ekonomi digital juga menimbulkan tantangan sosial, salah isu utama adalah kesenjangan digital, dimana tidak semua kelompok memiliki akses atau kemampuan yang sama untuk menggunakan teknologi digital dan beberapa tantangan sosial adalah privasi dan keamanan data pribadi.
“Oleh karena itu, Kominfo sangat mengapresiasi inisiatif eFishery untuk berkolaborasi bersama, menjawab tantangan memanfaatkan teknologi digital untuk pertumbuhan ekonomi, inovasi sosial dan inklusi melalui teknologi eFeeder," ujar Boni Pudjianto. (Lucius GK)