SEPUTAR CIBUBUR- CEO PT BAT Instrumen Bank Internasional, yang dikenal dengan berbagai nama seperti Datuk Sulaiman, Achmad Nur Sulaiman, dan Dato Abdul Rahim Salim, tengah menjadi sorotan publik atas dugaan keterlibatannya dalam kasus penipuan investasi berskala internasional.
Ia diduga telah melakukan aksi penipuan sejak 2017 di sejumlah negara seperti Malaysia, Dubai, dan Indonesia.
Informasi tersebut mencuat dari akun instagram @afdlinshaukiofficial yang menyebutkan bahwa Datuk Sulaiman dengan paspor Indonesia B3530121 itu telah menipu banyak orang, dan ia menjadi salah satu korbannya.
Baca Juga: Qatar Gandeng BTN Siapkan USD2 Miliar Bangun 100.000 Unit Hunian di Indonesia
Dalam unggahan tersebut, sang pemilik akun meminta bantuan publik untuk melacak keberadaan Sulaiman dan memperingatkan bahwa jika ia tidak segera memberikan klarifikasi, informasi tentang dugaan penipuannya akan disebarluaskan ke media serta otoritas hukum di berbagai negara.
"Ini bukan lelucon. Orang ini telah menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian banyak orang. Jika dia ingin mengatakan ini berita palsu, tantang saya!" tegas akun tersebut.
Sulaiman diketahui juga menggunakan identitas lain seperti Dato Ibrahim Salleh. Sumber terakhir menyebutkan bahwa pria ini kemungkinan besar telah kembali ke Indonesia, dengan dugaan lokasi berada di daerah Pekalongan, tempat istri keduanya tinggal.

Kantor PT BAT di Jakarta Diduga Telah Ditutup
Sejumlah wartawan mencoba menelusuri keberadaan kantor PT BAT Instrumen Bank Internasional di Jakarta. Lokasi pertama yang dituju adalah Springhill Office Tower, Kemayoran Utara, Jakarta Pusat, sebagaimana tercantum di laman resmi perusahaan.
Namun, informasi dari resepsionis menyebutkan bahwa PT BAT sudah tidak berkantor di lokasi itu sejak akhir 2022.
"PT BAT sudah tidak di sini sejak 2 tahun lalu," ujar petugas gedung.
Ia juga menyebutkan bahwa sudah ada sekitar 5 hingga 6 orang yang datang mencari keberadaan perusahaan tersebut, tanpa ada informasi jelas soal relokasi kantor.
Menariknya, dalam waktu kurang dari satu jam, alamat perusahaan yang tercantum di situs web batbank.co.id berubah dari Springhill Office Tower menjadi Gedung Sampoerna Strategic, Jakarta Selatan.
Namun, ketika awak media mendatangi alamat baru di Gedung Sampoerna Strategic pada pukul 14.00 WIB, mereka juga tidak berhasil menemui pihak perusahaan.
Resepsionis gedung menyebut bahwa kuasa hukum PT BAT sedang tidak berada di tempat, dan pihak perusahaan hanya meminta wartawan meninggalkan nomor telepon.
Korban Mulai Bersuara
Salah satu pihak yang mengaku menjadi korban penipuan PT BAT adalah kuasa hukum dari PT Ok Need Enterprise, Stella Massengi. Dalam
keterangannya, ia menyebut bahwa perusahaan kliennya mengalami kerugian sebesar USD 705 ribu serta terganjal dalam proses pencairan Standby Letter of Credit (SBLC) senilai USD 25 juta.
Stella bahkan sempat mengalami pengusiran saat mendatangi kantor PT BAT di Jakarta pada 24 Maret 2025.
"Kami hanya menuntut komitmen sesuai pernyataan mereka. Dana itu harus kembali, dan kami tidak terkait dengan alasan mereka dana akan digunakan untuk proyek di Sierra Leone," kata Stella.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak PT BAT atau CEO mereka mengenai tuduhan tersebut.
Namun tekanan dari publik dan para korban semakin menguat, menuntut transparansi dan pertanggungjawaban dari perusahaan yang diduga telah merugikan banyak investor di berbagai negara.***