SEPUTAR CIBUBUR – Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas 55 megawatt (MW) telah melewati pengujian Unit Rated Capacity (URC) selama 72 jam berturut-turut dan dinyatakan layak operasi melalui penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada 29 Juni 2025. Pembangkit garapan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE tersebut kini beroperasi penuh dan menyalurkan listrik ke jaringan nasional. Dengan tambahan tersebut, PGE kini mengelola kapasitas terpasang sebesar 727,5 MW dari enam wilayah operasi.
Proses pengujian URC yang berlangsung pada 26-29 Juni 2025 menunjukkan performa pembangkitan yang stabil dan sesuai spesifikasi. Dengan selesainya penandatanganan Berita Acara URC dan penerbitan SLO, diharapkan proses integrasi dan sinkronisasi proyek dengan jaringan kelistrikan nasional dapat berjalan dengan lancar, serta memberikan kontribusi positif terhadap bauran energi nasional dari sumber energi baru terbarukan, khususnya dari panas bumi. Fase ini juga menjadi tonggak penting dalam monetisasi aset melalui transaksi penjualan listrik oleh PGE kepada PLN.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Julfi Hadi mengatakan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja kolektif tim PGE di lapangan dan dukungan berbagai pemangku kepentingan.
Julfi juga mengungkapkan bahwa langkah ini menjadi wujud nyata upaya PGE dalam berkontribusi mencapai target perluasan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 76% dalam periode 2025-2034.
“Ke depannya, kami optimistis untuk terus mendukung percepatan target peningkatan kapasitas panas bumi nasional sebesar 5,2 GW pada periode tersebut,” katanya.
Selain PLTP Lumut Balai Unit 2, PGE juga tengah mengembangkan beberapa proyek strategis lainnya seperti PLTP Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta sejumlah proyek co-generation berkapasitas total 230 MW. Baru-baru ini, pada 26 Juni, PGE turut meresmikan eksplorasi (green field) PLTP Gunung Tiga yang terletak di Lampung dengan potensi kapasitas sebesar 55 MW. (Lucius GK)