SEPUTAR CIBUBUR- Belakangan ini, media sosial diramaikan dengan istilah “kalcer” yang kerap muncul dalam berbagai konten Gen Z, baik di TikTok, Instagram, hingga X (dulu Twitter).
Istilah ini menjadi semacam lelucon dalam percakapan sehari-hari, tapi juga mencerminkan pergeseran cara generasi muda memaknai budaya.
Meski terdengar baru, “kalcer” sebenarnya merupakan pelafalan fonetik dari kata “culture” dalam bahasa Inggris yang kemudian diadaptasi dengan gaya lokal dan konteks kekinian.
Namun, apa sebenarnya makna di balik istilah ini? Mengapa kata sederhana seperti “kalcer” bisa menjadi fenomena viral di tengah masyarakat digital, khususnya di kalangan Gen Z?
Baca Juga: #IndonesiaGelap Setelah Terungkapnya Marcella Santoso: Masihkah Tagar Ini Bergema?
Arti dan Penggunaan Istilah “Kalcer”
Secara harfiah, “kalcer” diambil dari kata “culture” yang berarti budaya. Namun, dalam praktiknya, Gen Z di Indonesia menggunakan kata ini untuk menyebut berbagai gaya hidup atau kebiasaan unik yang mencerminkan identitas kelompok.
Contohnya, seseorang yang suka nongkrong di kafe sambil bekerja dengan laptop bisa disebut menjalani “kalcer warkop”. Orang yang rutin staycation tiap akhir pekan bisa disebut ikut “kalcer healing”.
Istilah ini digunakan dengan nuansa sarkasme, humor, atau bahkan ironi. Dalam banyak kasus, penyebutan “kalcer” tidak melulu serius, melainkan hanya bentuk lelucon tentang fenomena sosial yang sedang tren.