SEPUTAR CIBUBUR - Dalam berbagai forum akademik dan kajian publik, Dr. H. Fahruddin Faiz, tokoh filsafat Islam terkemuka dan pengasuh “Ngaji Filsafat”, menyampaikan pandangan mendalam mengenai hubungan antara Stoikisme dan ajaran Islam.
Menurutnya, meskipun Stoikisme berasal dari filsafat Yunani kuno, nilai-nilai utamanya justru memiliki resonansi kuat dengan prinsip-prinsip spiritual dalam Islam.
Dalam seminar nasional bertema “Stoikisme dan Islam: Menggapai Kebahagiaan dan Tujuan Hidup” di UIN Saizu Purwokerto, Dr. Faiz menjelaskan bahwa konsep-konsep Stoikisme seperti ataraxia (ketenangan batin), amor fati (menerima takdir), dan apatheia (pengendalian emosi) memiliki padanan dalam Islam, yakni tawakal, ridha, dan sabar.
Baca Juga: Di Tengah Dunia yang Kacau, Inilah Filsafat Kuno yang Kembali Jadi Panduan Hidup Anak Jaman Now!
“Islam dan Stoikisme sama-sama mengajarkan ketenangan batin melalui penerimaan dan pengendalian diri,” ujar Dr. Faiz dalam forum tersebut.
Ia menekankan bahwa dalam menghadapi ketidakpastian hidup, baik Stoikisme maupun Islam mengajarkan pentingnya memilih kebaikan dan membangun ketahanan diri (resiliensi).
Dalam Islam, ketenangan diperoleh melalui ilmu, amal sholeh, ridha terhadap takdir, dan perbaikan diri yang berkelanjutan.
Pandangan serupa juga diungkapkan pakar lain terkait relevansi Stoikisme dalam perspektif Islam. Misalnya Muhammad Khalidin Aly dalam tulisannya di Kepoin Hikmah menyebut bahwa Stoikisme dan Islam sama-sama menekankan pengendalian emosi, ketenangan batin, dan kebijaksanaan moral.
Baca Juga: Lelah Jadi Budak Gaya Hidup? Ajaran Stoik Ini Bisa Ubah Hidupmu Total!