Baca Juga: Misa Requiem Paus Emiritus Benediktus XVI Dihadiri Puluhan Ribu Umat
“Astabrata itu adalah ajaran kepemimpinan dari PA II itu sudah ada sekitar 200 tahun lalu. Menurut saya ini ajaran yang bagus sekali untuk para pemimpin di masa sekarang. Oleh karena itu saya mensosialisasikan Astabrata itu dengan media batik. Kami semua membaca wasiat dari naskah aslinya dan kemudian menuangkan dalam bentuk gagasan dan diaplikasi dalam media batik. Setidaknya ajaran-ajaran luhur tentang kepemimpinan tidak akan hilang dan ini menjadi koleksi yang tidak ternilai,” tutur dia.
“Untuk membantu menterjemahkan naskah-naskah kuno itu, saya dibantu dua tim besar yaitu tim kajian di perpustakaan dan tim pembatik,” ujar Gusti Putri yang mulai membatik sejak jadi menantu Sri Paduka Paku Alam IX.
Baca Juga: Paus Emiritus Benediktus XVI Memang Dicintai Banyak Orang, Ini Buktinya
“Sebentar lagi saya mantu anak ketiga. Sudah saya siapkan juga batiknya,”sambung President of Traditional Textile Arts Society of South-East Asia (TTASEA) ini.
Ia pun bercerita betapa mahal harga batik tulis kreasinya karena dibuat secara personal dalam proses yang panjang dan sangat detail. Pengerjaan untuk satu motif batik misa memakan waktu enam bulan.
Baca Juga: Mangga Arumanis dan Kenangan Padre Marco tentang Paus Benediktus XVI
“Apalagi batik saya bolak-balik persis, sampai ke titik-titiknya,” ungkap Gusti Putri yang siang itu didampingi Mbak Anggie, asisten pribadinya.