Cek Tanaman Pakan di Gunungkidul, Marrel Singgung Ini

- 22 Mei 2023, 13:10 WIB
Kepala Bebadan Pangreksa Loka, RM Gustilanthika Marrel Suryokusomo (baju putih) mengecek tanaman pakan multifungsi di Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, Jumat (19/5/2023). Foto: Istimewa
Kepala Bebadan Pangreksa Loka, RM Gustilanthika Marrel Suryokusomo (baju putih) mengecek tanaman pakan multifungsi di Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, Jumat (19/5/2023). Foto: Istimewa /

SEPUTAR CIBUBUR - Untuk mengecek tanaman pakan yang ditanam warga, Kepala Bebadan Pangreksa Loka, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo mengunjungi Kalurahan Gombang dan Karangasem di Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, Jumat (19/5/2023).  

Pangreksa Loka merupakan badan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di bawah Kawedanan Hageng Punokawan Datu Dana Suyasa, dengan Penghageng Anggeng GKR Mangkubumi yang fokus menangani lingkungan.

Pada akhir Februari lalu, warga Gombang dan Karangasem menanam 50 ribu bibit tanaman pakan yakni indigofera, gamal, kaliandra, dan gmelina atau jati putih. Penanaman tersebut merupakan hasil kerja sama antara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Pemprov DIY, Pemkab Gunungkidul, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI), dan PT PLN Energy Management Indonesia (EMI).

Pada kunjungan tersebut, Marrel, sapaan akrabnya mengaku takjub dengan pertumbuhan bibit. Kurang dari tiga bulan, saat ini tinggi tanaman sudah mencapai antara 1,5 meter hingga 2,5 meter. Menurutnya, hal itu sangat menggembirakan.

Baca Juga: Ini Dukungan RM Marrel Suryokusumo dan STIE Mitra di Kejurnas Sprint Rally Indonesia Seri 1

Marrel menerangkan, tanaman pakan tersebut merupakan tanaman multifungsi, tidak semata-mata sebagai pakan ternak. Tanaman tersebut nantinya juga bisa jadi sumber energi biomassa. “Daunnya untuk pakan ternak sebagai solusi persoalan pakan di dua kalurahan. Ranting, daun, dan batangnya punya nilai ekonomi saat dimanfaatkan sebagai sumber energi biomassa yang sepenuhnya untuk masyarakat. Sedangkan gmelina atau jati putih selain jadi sumber pakan dan energi, kayunya bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan,” jelas Marrel.

Marrel melanjutkan, lokasi penanaman di Gunungkidul juga tidak diputuskan secara tiba-tiba. Semua pihak bersepakat menanam bibit tanaman pakan itu di lokasi lahan kritis, lahan tidur, dan area yang belum dimanfaatkan masyarakat. Tanaman pakan itu ditanam di Sultan Ground, tanah kas desa, dan di lahan warga. Khusus di lahan warga, tanaman pakan sekaligus juga difungsikan sebagai pembatas antarpekarangan.

Dijelaskan Marrel, dengan adanya penamanan tanaman pakan multifungsi, maka lahan yang semula belum bermanfaat bagi masyarakat, saat ini, warga punya harapan lahan tersebut akan berkontribusi bagi mereka di kemudian hari.

Baca Juga: Warga Gunung Kidul Hadapi Persoalan Pakan Ternak, Ini Solusi Keraton dan PLN

“Lahan yang semula kosong, kering, ataupun tandus, kini sudah tampak hijau. Jadi manfaatnya tidak hanya untuk warga saja, namun juga bagi kondisi alam di Gunungkidul. Warga mendapat manfaat alamnya terjaga bahkan bisa dikatakan jadi lebih baik,” imbuh Marrel.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x