Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Dukung Gelaran KTT G20, Bukti Penguasaan Iptek Anak Bangsa

- 29 November 2022, 13:10 WIB
Teknologi Modifikasi Cuaca membuat cuaca di lokasi penyelenggaran G20 selalu cerah
Teknologi Modifikasi Cuaca membuat cuaca di lokasi penyelenggaran G20 selalu cerah /Twitter.com/@BBPT_RI

SEPUTAR CIBUBUR - Sukses gelaran KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 lalu ternyata juga didukung oleh para pakar Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang bekerja siang malam guna memastikan seluruh kegiatan KTT G 20, termasuk acara Jamuan Kenegaraan yang megah di kawasan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), dapat berlangsung sukses tanpa adanya guyuran hujan, di tengah musim penghujan bulan November ini. 

Empat pesawat udara TNI-AU di siagakan di Bandara Lombok dan Bandara Banyuwangi untuk siap terbang setiap saat guna berburu awan dan menaburkan  butiran NaCl serta campuran butiran CaCO3. Tujuannya membuat awan-awan tadi menjadi lembab dan bisa diturunkan sebagai hujan di luar kompleks  KTT G20 Nusa Dua dan kompleks GWK. 

Operasi yang melibatkan BMKG, BRIN dan TNI-AU itu dipimpin pakar TMC Dr. Tri Handoko Seto dan terbukti berhasil sukses.  

Semua kegiatan luar ruang KTT G20, baik acara santap siang di Kubah Bambu Nusa Dua, Acara Santap Malam Kenegaraan di GWK maupun kegiatan di Taman Hutan Raya-Mangrove, Ngurah Rai, Denpasar berlangsung tanpa terganggu guyuran hujan. 

Apresiasi datang dari banyak pihak, terutama dari Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Panjaitan sebagai Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan KTT G20, yang baru mengetahui kemampuan TMC untuk menghadapi kondisi iklim dan cuaca ini. 

Baca Juga: Setelah FTX dan Genesis, BlockFI Ajukan Skema Pailit Menambah Kelesuan Pasar Crypto Simak Informasinya

Luhut bahkan berpendapat perlunya ada lembaga khusus yang menangani TMC ini di Indonesia, mengingat teknologi modifikasi cuaca sangat bermanfaat untuk bidang pertanian, pengisian air waduk, mencegah turunnya hujan, antara lain di wilayah wilayah pertambangan, atau untuk membasahi lahan gambut agar tidak terbakar.

TMC telah dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak tahun 1978, dimulai dengan uji statis di menara kincir angin puncak Gunung Tangkuban Perahu Jawa Barat, guna menebarkan butiran halus NaCl dan butiran halus CaCO3 pada awan dipuncak Gunung Tangkuban Perahu dan bisa menurunkan hujan. 

Beberapa tokoh TMC Indonesia, antara lain Almarhum R.Soebagjo, Sriworo Harijono, Asep Karsidi, Samsul Bahri, Tri Handoko Seto, Heru Widodo dan masih banyak lagi. 

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x