Pergerakan Wisnus Jadi Andalan Pemulihan Sektor Pariwisata Nasional 

- 20 Januari 2022, 22:59 WIB
diskusi virtual pariwisata
diskusi virtual pariwisata /Kamsari/Dok. Humas Kemenparekraf

“Dampak dari pertumbuhan itu tentunya akan memperluas jumlah lapangan kerja pada sektor parekraf. Tahun 2022 ini kita menargetkan akan tercipta 400 ribu lapangan kerja baru yang berkualitas di sektor pariwisata. Sementara di ekonomi kreatif akan tumbuh lebih dari 600-700 ribu lapangan kerja yang ditopang oleh sektor unggulan yakni kuliner, kriya, dan fashion,” ungkapnya.

Menurut Menparekraf, jika dilihat sisi positifnya, pandemi justru mempercepat perubahan paradigma pembangunan pariwisata dari quantity tourism menjadi quality and sustainable tourism sebagaimana arahan Presiden pada tahun 2019. 

“Kita menekankan kepada prinsip sustainable tourism yang bergantung pada apa yang kita tawarkan kepada para wisatawan sesuai tren pariwisata kedepan yaitu more personalized, customized, localized dan smaller in size,” jelasnya. 

Menurut Menteri Sandiaga, salah satu variabel penting dalam quality tourism adalah penyediaan infrastruktur pariwisata yang memadai. Wisatawan tentu akan membelanjakan dananya (spending) lebih besar untuk suatu destinasi yang berkualitas, baik dari segi 3A (atraksi, akses dan amenitas) maupun infrastruktur pendukungnya.

Soal target kunjugan Wisman tahun 2022 ini, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 1,8 juta-3,6 juta orang dengan nilai devisa pariwisata mencapai USD 470 juta–1,7 miliar. 

Sementara itu, Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusron menyoroti agar di tahun 2022 ini, pemerintah fokus pada industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Menurut dia, segmen pasar wisnus dari perspektif hotel dan restoran MICE lebih tinggi dibanding leasure. 

“Dari sisi segmen pasar Winus dari presprektif hotel dan restoran, pasar segmen MICE memberikan kontribusi 70%, sementara leasure, dan minat khusus dan lainnya hanya 30%,” ujar Yusron.

Yusron mengungkapkan, era globalisasi dan semakin eksisnya Revolusi Industri 4.0 saat ini menjadikan prospek Industri MICE semakin berkembang. Selain itu, kegiatan MICE selalu melibatkan banyak sektor dan banyak pihak sehingga menimbulkan pengaruh ekonomi ganda yang menguntungkan banyak pihak.

“Industri MICE memberikan manfaat langsung kepada ekonomi masyarakat seperti percetakan, advertising, akomodasi, usaha kuliner, cinderamata, biro perjalanan wisata, transportasi, professional conference organizer (PCO), usaha kecil dan menengah (UKM), pemandu wisata dan event organizer,” ungkapnya.

Direktur Keuangan dan Operasional PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Trisnadi Yulrisman menyoroti industri homestay yang bisa menjadi penggerak perekonomian di desa wisata baik desa wisata prioritas maupun non prioritas.

Halaman:

Editor: Kamsari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x