Renungan Malam Kristiani: Jadilah Peka Untuk Mengerti

16 Desember 2023, 18:51 WIB
Dalam kotoran pesta politik manusia Tuhan tak pernah cuci tangan /Ilustrasi Pixabay

SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan kita pada saat ini terdapat dalam Wahyu 9:20-21 tertulis demikian:

“Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan, dan mereka tidak bertobat daripada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.”

Abraham Lincoln pernah berkata “Laws without enforcement  are just goog advice” (aturan hukum tanpa penegakan hukum hanyalah sebuah nasehat yang baik).Setiap aturan hukum harus punya konsekuensi hukum bagi pelanggarnya.

Baca Juga: Batasi Ruang Gerak Judi Online, OJK Blokir 4.000 Rekening

Sebagai ciptaan Tuhan kita hidup dalam aturan Tuhan dan setiap aturan Tuhan punya konsekuensi bagi yang melanggar.

Penegakan hukum dari Tuhan akan terjadi cepat atau lambat, dan yang pasti akan terjadi bagi semua nanti di akhir jaman.

Dalam ayat di atas tema utamanya adalah sifat keras kepala umat manusia. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kitab Wahyu sebagian besar dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa murka dan penghakiman Allah atas manusia memang pantas terjadi akibat dari dosa dan pemberontakan serta penolakan akan Tuhan.

Baca Juga: Pix Footwear Kenalkan Koleksi Terbaru di Shopee Finest, Tampil Serasi dengan si Kecil di Hari Spesial

Namun ketika dihadapkan pada konsekuensi terburuk yang dapat dibayangkan yaitu malapetaka demi malapetaka masih tetap saja banyak orang yang menolak untuk tunduk dan bertobat.

Dalam ayat ini jelas dinyatakan bahwa orang-orang yang tidak mati oleh peristiwa-peristiwa yang disebutkan dalam ayat sebelumnya masih menolak untuk bertobat.

Mereka tidak menunjukkan penyesalan atau indikasi adanya perubahan pikiran dan hati mereka. Mereka terus melakukan perbuatan-perbuatan dosa.

Kita perhatikan saja wabah Covid-19 yang melanda dunia tiga tahun lalu tidak serta merta membuat orang bertobat dari dosa dan kejahatan. Banyak kejahatan tetap terjadi selama dan sesudah pandemi.

Bahkan kejahatan yang baru muncul sebagai hasil modifikasi para pelaku kejahatan akibat situasi pandemi.

Malapetaka bukanlah tanda Tuhan itu jahat. Tuhan itu baik. Malapetaka hanyalah salah satu wujud penegakan hukum Tuhan atas manusia.

Bagi yang melanggar akan menerima hukuman kekal, bagi yang percaya dan setia akan menerima kehidupan selamanya.

Kita semua hendaknya peka, dan bagi kita yang peka hendaknya mengerti bahwa malapetaka bertujuan agar semua manusia sadar dan bertobat.

Kehendak Tuhan dan kerinduan Tuhan adalah agar semua manusia tidak binasa tapi diselamatkan. Namun sayangnya banyak orang yang tidak peka dan tidak sadar.

Biarlah kita semua yang mendengarkan firman Tuhan hidup dalam kesadaran penuh untuk menjauhi dosa dan berjalan dalam kebenaranNya.

Setialah selalu dalam iman kepada Tuhan Yesus sampai Ia datang kembali untuk menjemput kita masuk dalam kemuliaanNya.***

 

Sumber: Youtube Suara Injil

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler