Network
SEPUTAR CIBUBUR- Pembacaan Alkitab malam ini diambil dari Filipi pasal 2 ayat 5-7 tertulis demikian:
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
“yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
“melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”
Status seringkali menjadi penghalang dalam sebuah hubungan. Kalau setiap orang merasa harus mempertahankan status pribadinya dan tidak mau merendahkan diri maka itu dapat berpotensi menjadi suatu masalah yang meretakkan sebuah hubungan dalam keluarga ataupun lingkungan sosial.
Ada suami-suami yang merasa statusnya sebagai kepala keluarga mengharuskannya untuk dihormati dan itu membuatnya tidak mau membantu isterinya di dapur dan tidak mau menolong mengerjakan pekerjaan-pekerjaan dalam rumah tangga.
Sebaliknya ada isteri-isteri yang bekerja dan punya jabatan tinggi di kantor atau perusahaan merasa bahwa statusnya sebagai seorang yang mencari nafkah dalam keluarga harus dihargai oleh suami dan anak-anaknya, dan karena itu tindakan otoriter seringkali ditunjukkan olehnya.
Kita hendaknya tidak menjadi orang yang mempertahankan status demi kepentingan diri sendiri.
Apapun status yang ada entah itu berkaitan dengan pekerjaan, profesi ataupun suku dan ras kita, dan berbagai hal lain kita perlu memandangnya bukan sebagai sesuatu yang harus kita pertahankan untuk mendapatkan penghormatan dari orang lain.
