Bapanas Ingatkan Pulau Jawa Bukan untuk Kebun Sawit

23 Mei 2024, 14:09 WIB
Pulau Jawa bukan untuk kebun sawit /Antara/

SEPUTAR CIBUBUR-Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional Dr I Gusti Ketut Astawa menegaskan, Pulau Jawa merupakan sentra pangan nasional.

Menurut Ketut, rata-rata produksi komoditas pangan di Pulau Jawa mencapai 60 persen dari total produksi pangan nasional.

Itu sebabnya, kata Ketut Pulau Jawa, bukan merupakan provinsi yang tepat apalagi prioritas untuk perkebunan sawit.

“Harus dipahami, sawit bukan komoditas utama yang ingin didorong di Pulau Jawa. Apalagi karena produksi sawit di berbagai provinsi sudah mencukupi,  bahkan sebagian besar diekspor,” kata Ketut, belum lama ini.

Baca Juga: PWF Event Tandingan WWF, Dibubarkan Aksi Massa

Ketut menilai, jika dipaksakan, ekspansi sawit di Pulau Jawa bakal mengancam keamanan pangan.

Hal ini, lahan pertanian di Jawa sudah mendekati ambang batas, sementara itu ada pula ancaman krisis pangan global.

Pernyataan senada dikemukakan Arief Rahman dari Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah IPB University.

Arief Rahman, memaparkan Jawa tidak diarahkan untuk mengembangkan sawit, sehingga petani sawit tidak mendapat dukungan dari pemerintah.

“Baik secara kebijakan, potensi, serta luas areal, sawit bukan komoditas unggulan di pulau Jawa,” kata Arief.

Baca Juga: Prabowo : Susu Tak Cuma Susu Sapi, Ada Susu Kerbau Tergantung Tipologi Daerah

Secara proporsi, luas perkebunan sawit di Pulau Jawa kecil, hanya 0,21 persen.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Sawit Watch Achmad Surambo mengungkapkan di Pulau Jawa sawit seharusnya tidak dijadikan kebun sawit.

Menurut Rambo, maraknya konversi lahan menjadi lahan sawit di Pulau Jawa merupakan hal baru. 

“Sebaiknya, dikembangkan pangan dan kawasan hutan diberikan izin perhutanan sosial, serta memberlakukan agroforestry. Berlakukan juga Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) untuk eks HGU yang sudah tak terpakai,” ungkap Rambo.

Baca Juga: Prabowo Ganti Istilah Makan Siang Gratis, Jadi Makan Bergizi Gratis

Tejo Wahyu Jatmiko dari Perkumpulan Indonesia Berseru menyebutkan, krisis pangan belum ditangani secara serius. Ketahanan pangan belum dilihat secara serius oleh pemerintah. Lahan menyempit, produktivitas meningkat tipis.

“Kita ini selalu berbicara ketahanan pangan tapi bertumpu dengan impor. Kita bergantung dengan sistem pangan global, padahal sistem pangan ini yang juga menyebabkan dunia mengalami kelaparan dan ketergantungan,” ungkap Tejo.

Tejo menyarankan agar dilakukan transformasi pangan. Lebih baik, ujarnya, mengajak masyarakat untuk ikut menjaga stabilitas pangan dengan menjaga pola konsumsi.

Dalam kajian Sawit Watch, pemerintah berfokus mengembangkan Pulau Jawa untuk tebu, kopi, kakao, dan kelapa. Adapun kisah sawit di Pulau Jawa bakal mengikuti sejarah perkebunan gula, yang awalnya digemari lalu ditinggalkan.

 Baca Juga: Aktivis Daniel Frits Maurits Tangkilisan Dibebaskan

Rambo mengatakan, sawit di Jawa dan Banten merupakan komoditas yang memiliki daya tarik yang kuat karena kisah pengembangannya di Sumatera dan Kalimantan.

Padahal, di Pulau Jawa sawit juga berdampak pada munculnya permasalahan seperti misalnya konflik lahan, permasalahan lingkungan, hingga permasalahan pembayaran yang tertunda berbulan-bulan.

“Peran sawit sebagai komoditas strategis daerah khususnya di Pulau Jawa perlu dikaji secara mendalam,” kata Rambo.

Sawit Watch merekomendasikan untuk Sawit Jawa, yakni:

 -Mengkaji ulang pengembangan sawit di Pulau Jawa

  -Pemisahan wilayah untuk pangan dan perkebunan menjadi penting agar melindungi lahan pangan

  -Penting membuat kebijakan daerah Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di level daerah untuk menjaga sumber pangan dari ancamanan alih fungsi

 -Terkait pemanfaatan lahan keterlanjuran di kawasan hutan dapat diajukan perhutanan sosial melalui proses jangka benah dengan model agroforestri atau reforestasi

 -Tidak merekomendasikan penanaman sawit baru yang dilakukan di area konservasi seperti pesisir dan kaki gunung yang memiliki tutupan hutan

 -Perlu mengawasi keberadaan kebun sawit baru/alih fungsi menjadi sawit agar tidak memunculkan permasalahan.***

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler