Teknologi BPPT Lock 1,3 Ton dan 3,6 Ton Jadi Armor Pelabuhan Sanur, Ini Tujuannya

23 Agustus 2022, 07:39 WIB
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memantau proyek Pelabuhan Sanur pada Rabu, 27 Juli 2022 menjelang KTT G20. /Dok. BKIP Kemenhub

SEPUTAR CIBUBUR - PT Hutama Karya (Persero) berupaya mempercepat penyelesaian konstruksi proyek pembangunan Pelabuhan Sanur yang mulai digarap sejak akhir tahun 2020.

Melalui Joint Operation dengan PT Sumber Bangun Sentosa dan PT Virama Karya, proyek di Bali itu ditargetkan rampung lebih cepat 6 bulan yakni pada September 2022 dari target semula Februari 2023.

Direktur Operasi I Hutama Karya Gunadi mengatakan percepatan target tersebut menyusul kunjungan dan arahan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat ke Pelabuhan Sanur beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi di lapangan untuk mempercepat proses konstruksi dengan tepat biaya dan tepat mutu.

“Hingga saat ini progres pembangunan Pelabuhan Sanur telah mencapai lebih dari 80 persen. Sejumlah strategi percepatan yang kami lakukan diantaranya pekerjaan DED dikerjakan simultan dengan pekerjaan konstruksi, selektif dalam pemilihan vendor yang berkualitas dan penambahan sumber daya manusia sesuai kebutuhan,” ujar Gunadi melalui keterangan tertulis, Senin 22 Agustus 2022.

Baca Juga: Teknolog BPPT Gelar Fun Walk Meriahkan HUT RI, Harteknas dan HUT BPPT, Begini Maknanya

Gunadi mengakui dalam menggarap proyek tersebut tidak mudah.

Namun, ia memastikan segala tantangan dalam proses pengerjaan proyek tersebut sudah diantisipasi salah satunya lewat penerapan teknologi khusus.

“Teknologi yang digunakan yaitu BPPT Lock 1,3 ton dan 3,6 ton sebagai Armor utama pengganti Tetrapod dalam struktur Breakwater.

Kami berharap proyek ini rampung sesuai waktunya dengan tetap mengedepankan kualitas hasil dan mutu sehingga dapat digunakan saat perhelatan G20 nanti,” tutur Gunadi,

Kehadiran Pelabuhan Sanur ini dianggap akan menjadi destinasi baru bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Dewata.

Baca Juga: Pasar Harus Jadi Rujukan untuk Komersialisasi Riset, Simak Penjelasan Profesor Indroyono Soesilo

Tak hanya itu, pelabuhan tersebut akan digunakan peserta G20 pada bulan November nanti untuk menyebrang ke Nusa Penida, serta sebagai simbol kemajuan infrastruktur publik khususnya di Pulau Bali.

Adapun paket pekerjaan yang digarap oleh Hutama Karya mencakup desain dan build struktur pelindung pantai dengan jenis Rubble Mound Breakwater, pekerjaan pengerukan lapisan tanah di sekitar pantai, pembangunan dermaga apung atau ponton, penguatan dinding pantai eksisting, serta pembangunan fasilitas darat pelabuhan yakni terminal dan pos jaga. ***

Editor: sugiharto basith budiman

Tags

Terkini

Terpopuler