Pentingnya Generasi Milenial Dalam Penetrasi Pasar Perbankan Syariah

- 7 Juli 2021, 15:10 WIB
Wapres KH Maruf Amin
Wapres KH Maruf Amin /Kamsari/Dok. BPMI Setwapres

 

SEPUTAR CIBUBUR – Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia menjadi pangsa pasar yang sangat potensial untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Perbankan syariah sebagai salah satu layanan jasa keuangan syariah, menjadi sektor yang cukup diminati masyarakat, khususnya Gen Sy, yaitu generasi muda yang memiliki gaya hidup seimbang antara kehidupan dunia dan rohani. Untuk itu kehadiran Gen Sy dianggap penting untuk masuk ke pasar perbankan syariah, sebagai generasi yang melek dengan teknologi digital.

“Beberapa solusi yang dapat menjawab penetrasi pasar perbankan syariah saat ini antara lain pentingnya generasi milenial untuk masuk ke pasar perbankan syariah,” ucap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam sambutannya pada acara The Future Banking: Achieving Financial Inclusion in Indonesia, yang diselenggarakan Bank Aladin Syariah secara virtual, Rabu (07/juli/21).

Wapres memaparkan saat ini penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dan Y (milenial) yang merupakan potensi besar untuk pasar perbankan syariah.

“Potensi generasi penduduk Indonesia yang didominasi oleh generasi Z yaitu sekitar 27,94% dan generasi milenial sebesar 25,87%,” papar Wapres.Baca Juga: Tanggulangi Masalah Banjir Kota Makassar, Kementerian PUPR Gandeng Pemda Ajak Masyarakat Terlibat Dalam Pemeli

Menurut Wapres, Gen Sy merupakan generasi yang memilih gaya hidup yang dianggap sesuai dengan agama dan keyakinannya yang sudah akrab dengan teknologi, sehingga akan sangat mudah beradaptasi dengan teknologi digital.

“Selain telah melek internet sejak dini, generasi ini juga cenderung memiliki minat yang besar untuk memilih gaya hidup yang sesuai dengan agama dan keyakinannya,” tambahnya.

Lebih jauh, Wapres menjelaskan hasil penelitian Inventure Knowledge tahun 2020 tentang Millennial Muslim Megashifts, diperoleh kesimpulan bahwa setelah pandemi Covid-19, mayoritas publik berjumlah 58% cenderung lebih religius dan lebih memilih lembaga keuangan dengan prinsip syariah.

“Pandemi Covid-19 telah mendorong perubahan perilaku masyarakat Indonesia terhadap penggunaan sistem digital yang menjadi suatu kebutuhan, dimulai dari kebutuhan rumah tangga, pendidikan, usaha, dan berbagai transaksi perbankan,” jelas Wapres.

Halaman:

Editor: Kamsari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah