Tiga Saham Ini Direkomendasikan Trading, Ini Alasannya

- 15 Januari 2024, 16:05 WIB
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK /

SEPUTAR CIBUBUR -  Terpengaruh net inflow sebesar 1,12T dengan top inflow pada emiten BMRI sebesar 2,8T, BBRI sebesar 2,7T, dan BBCA sebesar 2,6T, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu 12 Januari 2024, ditutup melemah -1,49% ke level 7.241.

“Pada minggu lalu, investor domestik pada jualan dan ditampung asing,” jelas Community Lead IPOT, Angga Septianus di Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.

Sementara itu sektor yang menjadi top loser pada minggu lalu yakni IDXBASIC sebesar -6,12% dan IDXINFRA yang melemah sebesar -2,76% dan sektor yang menjadi top gainer minggu lalu yakni IDXFINANCE sebesar+3,09%, dan DXCYCLIC sebesar +3,07%.

Tiga sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada minggu lalu yakni dari dalam negeri ada consumer confidence yang naik ke 123,8 (+0,2 poin) atau masih di bawah konsensus (124).

Selanjutnya sentimen dari luar negeri ada dari US dimana 10Y yield turun 6 bps dalam seminggu dan ditutup di 3,9427% (dari 4,002%), inflasi naik sedikit di atas consensus. Inflasi inti turun. Probabilitas pemangkasan suku bunga di Q1 menurun, Core Inflation Rate YoY 3,9% (consensus 3,8%, prev 4%), Inflation Rate YoY 3,4% (consensus 0,3%, prev 3,1%) dan  Inflation Rate MoM 3,3% (consensus 3,2%, prev 3,1%).

Baca Juga: IPOT Rekomendasikan 3 Saham untuk Trading

"Sentimen luar negeri selanjutnya yakni Arab Saudi yang menurunkan harga minyak. WTI & Brent langsung turun 3-4%,tapi besoknya rebound karena ada supply concern dari konflik Timur Tengah," tegasnya.

Aplikasi IPOT. Foto: Indo Premier
Aplikasi IPOT. Foto: Indo Premier
Berbicara tentang potensi market pada minggu ini, Angga mengimbau para trader untuk memerhatikan sejumlah sentimen yang bakal memengaruhi pergerakan IHSG. Sentimen yang dimaksud adalah neraca dagang dengan consensus $1,92B, dimana sebelumnya sebesar 2,41B.

Selanjutnya ada sentimen nickel over supply, dimana big players (BYD) di dunia banyak yang beralih ke lithium. Big player yang sebelumnya menggunakan nikel kini beralih ke lithium. Menariknya, Indonesia memiliki cadangan harta karun super langka lithium di di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah.

“Nikel ini ke depannya akan makin sulit. Harganya makin suram. Supply-nya sudah over, tapi demand-nya kurang. Harga nikel bisa jadi turun lagi. Emiten nikel berpotensi tertekan. Long term juga downtrend," jelasnya.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x