Bank DBS Indonesia Bina Mahasiswa dengan Disabilitas

- 3 Mei 2024, 12:12 WIB
Para mentor DBS Bersiap yang diikuti oleh 50 mahasiswa dengan disabilitas.  Sumber: Bank DBS Indonesia
Para mentor DBS Bersiap yang diikuti oleh 50 mahasiswa dengan disabilitas. Sumber: Bank DBS Indonesia /

SEPUTAR CIBUBUR   Data Kemenko PMK RI pada tahun 2023, menyebutkan jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,97 juta jiwa atau sekitar 8,5% dari jumlah penduduk. Lebih dari itu, dalam studi yang bertajuk "Embracing Diversity and Inclusion for All: Landscape Analysis on Children with Disabilities in Indonesia" pada tahun 2023, UNICEF mencatatkan sebanyak 36% anak penyandang disabilitas di Indonesia tidak mengenyam pendidikan, sementara hanya 8% anak tanpa disabilitas menghadapi situasi yang sama.

Kabar baiknya, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja dengan disabilitas di Indonesia mengalami peningkatan pesat sebesar 160,18% dari 277.018 orang pada 2021 menjadi 720.748 orang pada 2022. Jumlah ini mencapai sekitar 0,53% dari total penduduk Indonesia yang bekerja, yakni sebanyak 131,05 juta.

Hal ini menunjukkan bertumbuhnya kesadaran perusahaan di Indonesia akan inklusivitas dan kesetaraan di tempat kerja. Namun tentunya, masih banyak hal yang perlu dilakukan agar angka tersebut dapat terus naik setiap tahun.

Memahami hal tersebut, Bank DBS Indonesia bersama dengan Konekin (Koneksi Indonesia Inklusif) meluncurkan “DBS Bersiap”, sebuah program kolaboratif yang bertujuan untuk menyediakan akses pendidikan yang lebih luas bagi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia. Kemitraan ini selaras dengan tema Hari Pendidikan Nasional 2024 yang dirayakan setiap tanggal 2 Mei, yakni “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”. 

Baca Juga: Dukung Keberlanjutan, Bank DBS Indonesia Teken Kerja Sama dengan Indorama

DBS Bersiap diikuti oleh 50 mahasiswa yang terdiri dari 58% peserta dengan disabilitas sensorik (low vision, tuna netra total, tunarungu, tunawicara, dan keterbatasan panca indera lainnya), sebanyak 28% merupakan penyandang disabilitas fisik (pengguna tongkat, kursi roda, tangan/kaki palsu, dan memiliki keterbatasan fisik lainnya), serta 14% disabilitas mental (autisme, Asperger, Attention Deficit Hyperactivity Disorder/ADHD, bipolar, dan keterbatasan sosial lainnya). 

"Kami percaya bahwa setiap individu berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dengan kolaborasi bersama Konekin dalam program DBS Bersiap, serta dengan kontribusi karyawan Bank DBS Indonesia, kami berkomitmen untuk mengembangkan program bimbingan yang inklusif dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi masing-masing individu. Hal ini sejalan dengan pilar keberlanjutan kami yang ketiga, yakni Impact Beyond Banking, di mana kami memfokuskan upaya untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat luas, termasuk bagi para penyandang disabilitas,” ujar Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika.

“DBS Bersiap”, sebuah program kolaboratif yang bertujuan untuk menyediakan akses pendidikan yang lebih luas bagi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia. Sumber: Bank DBS Indonesia
“DBS Bersiap”, sebuah program kolaboratif yang bertujuan untuk menyediakan akses pendidikan yang lebih luas bagi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia. Sumber: Bank DBS Indonesia
Keberadaan program ini merupakan wujud partisipasi aktif Bank DBS Indonesia dalam menjembatani ketimpangan (gap) terhadap akses pembelajaran bagi penyandang disabilitas. Hal ini pun menegaskan komitmen Bank DBS Indonesia dalam menjunjung tinggi diversityequity, dan inclusivity (DEI) sebagai realisasi pilar keberlanjutan Impact Beyond Banking.

Baca Juga: Bank DBS Indonesia Tingkatkan Keamanan Transaksi Digital Nasabah di Bulan Ramadan

Materi bimbingan dalam DBS Bersiap dirancang secara saksama dan dibagi menjadi enam sesi workshop dan diikuti dengan sesi mentoring yang berkaitan dalam rentang waktu 14 minggu. Materi mencakup etika kerja, literasi finansial dan investasi, pola komunikasi di dunia profesional, pemecahan masalah, cara memilih jalur karier yang tepat, hingga pengembangan skill di level individu maupun organisasi. Pokok pembelajaran ini dipilih untuk membekali partisipan dengan wawasan teori dan praktik yang mereka butuhkan dalam dunia kerja. 

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah