IPOT Rekomendasikan 5 Saham untuk Trading Minggu Ini, Ini Penjelasannya

- 11 September 2023, 10:54 WIB
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK /

SEPUTAR CIBUBUR - Pada akhir perdagangan pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.925 atau melemah tipis sebesar -52 poin atau -0.75%. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani menyebut ada sejumlah sentimen yang memengaruhi market pada minggu lalu.

Menurut dia, ada tiga sentimen pada minggu lalu yakni Neraca dagang China, Pemangkasan produksi oleh OPEC+ dan Indeks FTSE low carbon. Terkait neraca dagang China, terangnya, data neraca dagang China sebagai partner dagang terbesar Indonesia ini mencatatkan surplus sebesar US$68,36 bio (<73,9 bio konsensusnya).

"Namun perlu dicatat surplus neraca perdagangan yang terjadi di China untukAgustus ini merupakan surplus terkecil dalam 3 bulan terakhir (sejak Mei) yang disebabkan oleh penurunan ekspor yang lebih dalam dibanding impor dipicu oleh lemahnya permintaan dari dalam negeri maupun mitra dagang luar negeri China," jelasnya di Jakarta Senin (11/9/2023).

Ia menambahkan hal ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi China yang saat ini sedang slowing down yang salah satunya disebabkan oleh melambatnya sektor properti yang menyumbang sekitar 20-30% GDP China (Evergrande dan Country Garden yang mengajukan perlindungan kebangkrutan dan gagal bayar kupon obligasi).

Baca Juga: IHSG Hari ini Potensi Menguat, Bursa AS dan Eropa Naik Asia Pasifik Mixed, Minyak dan Emas Turun

Sentimen kedua yakni pemangkasan produksi oleh OPEC+, dimana Arab saudi memangkas 1 juta barel/hari, Russia 300 ribu barel/hari hingga akhir tahun membuat harga minyak berjangka WTI naik dan sempat diperdagangkan di harga $87 per barel dan merupakan level tertinggi sejak November.

"Saham energi seperti MEDC dan AKRA naik signifikan dan memicu komoditas substitusi juga ikut naik seperti batu bara naik 1% sepanjang minggu lalu, seperti ADRO naik 7% sepanjang minggu lalu,” ujar Dimas.

Aplikasi IPOT. Foto: Indo Premier
Aplikasi IPOT. Foto: Indo Premier
Sementara itu terkait Indeks FTSE low carbon, terang Dimas, impact ke GOTO karena masuknya GOTO ke indeks ESG global berarti sudah diakui dan lolos seleksi dari semua kriteria yang ada, ini suatu hal yang positif karena GOTO memiliki eksposur yang semakin luas secara global.

"Harga saham GOTO terpantau menguat signifikan pada sesi I perdagangan Kamis, 7 September 2023. Harga ditutup naik 5,49% ke Rp 96/saham. Nilai transaksi pun tembus Rp 370 miliar di sesi I," ucapnya.

Adapun sektor yang menjadi top gainers pada minggu lalu yakni sektor basic materials yang tertopang emiten AMMN yang naik 17% dan sektor transport & logistic tertopang emiten GIAA yang naik signifikan 12%.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x