Pasar Papringan, Sensasi Wisata Kembali ke Masa Lampau

19 Maret 2024, 09:13 WIB
Kabar Gembira, Pasar Papringan Ngadiprono Kembali Buka 6 Februari 2022 Pasca Istirahat Panjang Hampir 2 Tahun /Instagram @pasarpapringan

SEPUTARCIBUBUR- Pasar Papringan yang terletak di Dusun Ngadiprono, Temanggung, Jawa Tengah, merupakan salah satu pasar paling unik di Indonesia.

Mengapa unik? Karena pasar ini memiliki konsep mengikuti pasar di Jawa zaman dahulu seperti lokasi, mata uang, seragam penjual dengan kain lurik, bahkan tempat barang belanjaan.

Memasuki pasar ini pengunjung seakan kembali ke masa lampau masyarakat Jawa, seperti kita memasuki mesin waktu.

Baca Juga: Untuk Meningkatkan Kenyamanan Ibadah, Mother of Temple Ditata ulang

Pasar Papringan Temanggung dibentuk dan dikelola pemuda Dusun Ngadiprono yang tergabung dalam Komunitas Mata Air, sebuah komunitas yang peduli akan upaya konservasi lingkungan.

Komunitas ini bekerja sama dengan Komunitas Spedagi dan pemerintah daerah setempat untuk membantu usaha konservasi rumpun bambu menjadi sebuah wisata desa.

Kata papringan sendiri berarti kebun bambu. Pasar Papringan merupakan pasar di kebun bambu. Lahan pasar yang dulunya area pembuangan sampah ditata menjadi pasar yang layak dan nyaman.

Baca Juga: Bakar Batu, Tradisi Unik Suku di Papua untuk Bersilaturahmi

Penataan lahan meliputi lapak, tempat duduk dan juga area parkir ala Jawa tempo dulu. Penataan ini sekaligus untuk menghidupkan wisata desa.

Seluruh fasilitas pasar sebagian besar menggunakan bahan dari bambu dan sebagaimana konsep gelaran pasar tempo dulu, pasar dibuka berdasarkan hari baik dalam penanggalan Jawa. Dalam hal ini, hitungan hari baik itu jatuh pada Minggu Wage dan Minggu Pon.

Alat pembayarannya pun menggunakan mata uang tempo dulu, pring. Semacam koin yang terbuat khusus dari kayu bercap Pasar Papringan di satu sisi, dan sisi lainnya bertuliskan nilai mata uang. Satu pring bila dirupiahkan sama dengan dua ribu rupiah.

Penyajian makanan juga unik dan sangat kental dengan adat Jawa. Sama sekali tanpa menggunakan bahan plastik.

Penjual kuliner khas Temanggung ini menggunakan keranjang anyaman pring, batok kelapa, daun pisang, daun jati, piring rotan, dan kendil. Mereka juga memasak dari bahan tanah liat seperti tungku dan kayu bakar.

Selain itu pengelola Pasar Papringan juga menyediakan area permainan anak-anak, perpustakaan mini, musala, hingga homestay di rumah warga Ngadiprono. ***

 

Sumber: Indonesia.go.id

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler