Tradisi Unik Lebaran Masyarakat Indonesia di Berbagai Daerah yang Penuh Makna

11 April 2024, 18:49 WIB
Grebeg Syawal di Yogyakarta /Kementerian Pariwisata dan Ekraf/

SEPUTARCIBUBUR- Lebaran menjadi momen yang dinanti umat muslim Indonesia setelah sebulan berpuasa.

Banyak tradisi unik yang dilakukan masyarakat Indonesia di berbagai daerah dalam merayakan Idulfitri yang penuh makna. Berikut ulasannya:

Baca Juga: Riyoyo Kupat, Tradisi Masyarakat Jawa Peninggalan Sunan Kalijaga

  1. Meriam Karbit, Pontianak

Tradisi ini diselenggarakan di tepi Sungai Kapuas sebagai bentuk menyambut Idulfitri. Warga ramai-ramai datang untuk menonton festival tersebut, sambil mengiringinya dengan selawat dan takbir.

Meriam ini biasanya mulai dinyalakan setelah sholat Isya dan berlangsung hingga larut malam, bahkan ada yang terus berbunyi hingga menjelang subuh.

Petasan yang diluncurkan ke langit juga menambah meriahnya malam menyambut 1 Syawal.

Baca Juga: Mau Mudik atau Bepergian Jauh? Ini Tips Menggunakan Toilet Umum Saat Bepergian

  1. Baraan, Riau

Baraan adalah kesempatan bagi masyarakat untuk menjalin silaturahmi dan memperkuat hubungan sosial di tengah masyarakat. Tradisi ini umumnya dimulai dengan membersihkan rumah dan menyiapkan hidangan khas Idulfitri.

Sesaat setelah melaksanakan sholat Idulfitri, masyarakat membentuk barisan yang dipimpin oleh seorang pemimpin adat.

Mereka saling mengunjungi rumah satu sama lain dalam rombongan, saling memaafkan, dan mendoakan satu sama lain, sambil menikmati hidangan yang telah disiapkan.

  1. Grebeg Syawal, Yogyakarta

Tradisi ini berlangsung di Keraton Yogyakarta dimana lima jenis gunungan disiapkan sebagai hadiah dari sultan kepada rakyatnya.

Gunungan-gunungan tersebut dipikul oleh para abdi dalem keraton dan diarak dari dalam keraton menuju Masjid Gedhe Kauman.

Di halaman masjid, gunungan yang berisi beragam hasil bumi tersebut didoakan oleh penghulu. Setelah itu, masyarakat berbondong-bondong mendekati gunungan tersebut.

Meski barang yang diperoleh mungkin tidak banyak, seperti hanya segenggam bawang merah atau beberapa helai sayuran, masyarakat percaya bahwa apapun yang mereka dapatkan dari dalam gunungan tersebut akan membawa berkah.

  1. Binarundak, Sulawesi Utara

Dalam tradisi ini orang-orang berkumpul untuk membakar beras yang dibungkus dengan daun pisang dan dimasukkan ke dalam batang bambu.

Acara ini menjadi momen bagi masyarakat untuk bersilaturahmi dan berkumpul sebelum kembali ke daerah asal mereka. Tradisi Binarundak terinspirasi oleh praktik yang biasanya dilakukan tujuh hari setelah Idulfitri oleh masyarakat Jaton (Jawa Tondano) di Minahasa atau Gorontalo, meski waktu pelaksanaan dan jenis makanan yang disajikan berbeda.

  1. Meugang, Aceh

Untuk merayakan Idulfitri, masyarakat Aceh biasanya memasak daging lalu dibagikan kepada tetangga, kerabat, bahkan yatim piatu.

Tradisi ini pertama kali dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda sebagai ungkapan syukur dan menyambut hari raya Idulfitri.

Perayaan Meugang juga menjadi momen penting bagi anggota keluarga yang merantau untuk pulang dan berkumpul bersama.

Tradisi Meugang juga mengandung nilai-nilai kebersamaan yang ingin ditanamkan oleh para leluhur kepada generasi selanjutnya. ***

 

Sumber: ditjen.dikti

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler