Diam

- 12 Mei 2023, 02:53 WIB
ILUSTRASI diam dan mendengarkan suara ombak .*
ILUSTRASI diam dan mendengarkan suara ombak .* /PIXABAY/

SEPUTAR CIBUBUR-Roma 8:28 adalah ayat favorit bagi banyak orang,“Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” 

Di balik ayat ini, ternyata tersirat satu kebenaran bahwa bagaimanapun, kita harus melibatkan Tuhan dalam pergumulan hidup.

Jadi, ada persoalan-persoalan yang kita hadapi, yang ada dalam jangkauan kemampuan kita.

 

Firman Tuhan mengatakan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami tidak melampaui kekuatan kita, tetapi bukan berarti semua pencobaan dapat kita atasi sendiri.

Ada pencobaan-pencobaan yang di dalamnya kita harus melibatkan Tuhan; tidak mungkin dapat kita selesaikan tanpa melibatkan Tuhan.

Kalau misalnya ada 100 pencobaan, mungkin 50, 60, 70 kita kerjakan dalam jangkauan kemampuan kita. Tetapi ada 20,10, atau mungkin 5 yang di luar jangkauan kita, dan kita harus melibatkan Tuhan.

 

Ingatlah di dalam pencobaan, pergumulan hidup, ada yang Tuhan mau ajarkan kepada kita. Maka dikatakan “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan,”.  artinya Allah harus terlibat, harus hadir untuk mengajarkan apa maksud pencobaan itu diizinkan Tuhan kita alami. 

Maka, kita harus ada di dalam hadirat Tuhan setiap saat, melibatkan Tuhan dalam segala hal.

Melalui semua kejadian hidup, Bapa mau mengajar kita untuk lebih mengenal-Nya.

Memercayai Allah hadir dan hidup, sebenarnya tidak mudah. Tidak mungkin seorang bisa menghayati kehadiran Allah hanya dengan mendengar khotbah, membaca buku, menghadiri seminar.

 

Ia harus mengalami Tuhan di dalam persoalan-persoalan hidup. Jangan heran ada masalah-masalah berat yang di luar kemampuan kita, sampai nyaris kita putus asa. Artinya Tuhan memberi kita ruangan untuk menjumpai Dia dan melibatkan-Nya; memercayai Tuhan yang hidup.

Terkadang, kita kurang memercayai Tuhan. Kita khawatir, cemas; ceroboh mengambil keputusan.

Kita bertindak tanpa minta petunjuk, pimpinan Tuhan atau mengandalkan kekuatan di luar Tuhan.

Kekuatan di luar Tuhan, bisa kuasa kegelapan. Ini bahaya sekali, sebab kalau seseorang melibatkan kuasa kegelapan misalnya okultisme, dia menjual jiwanya. Pasti binasa. Tidak ke dukun, tetapi mengambil keputusan di luar kehendak atau rencana Allah.

 

Datang kepada manusia, lalu mengandalkan manusia.

Tidak salah ditolong oleh seseorang. Tetapi semua harus di dalam pimpinan Tuhan.

Terkadang masalah yang kita hadapi itu berat, sulit, dan membingungkan. Tuhan tidak segera menolong, lalu kita menjadi putus asa.

Kita yang diproses Tuhan untuk menjadi dewasa, pasti mengalami keadaan-keadaan yang membuat kita bingung, kenapa Tuhan seakan-akan diam.

Berdoa juga, tetapi Tuhan seakan-akan tidak ada. Ini bisa terjadi dalam hidup kita. Satu hal yang harus selalu diingat, kita memandang hidup ini harus dari perspektif kekekalan.

 

Semua hal yang terjadi, harus kita pandang dari sudut pandang kekekalan.Hidup di bumi ini singkat sekali dan akan berakhir, tetapi kita tidak tahu kapan berakhirnya.

Masalah sebesar apa pun, pasti berakhir; ada ujungnya. Kita harus memandang hidup dari perspektif kekekalan. Ini akan membuat kita kuat.

Ketika kita menghadapi masalah yang membuat kita bingung, kita diam.

Seni diam ini tidak mudah, karena sering kali kita bingung, hilang keseimbangan, akhirnya cepat-cepat mengambil keputusan dan bertindak.

 

Kita tidak berani atau kurang berani untuk duduk diam di kaki Tuhan, menanti pertolongan-Nya.

Mestinya kita berani, menanti pertolongan Tuhan, karena pertolongan Tuhan pasti datang.

Tuhan tidak mungkin tidak menolong kita. Saat kita menghadapi masalah berat yang membingungkan, kita belajar diam; jangan bertindak apa-apa sampai Tuhan memberi petunjuk.

Semua kita punya masalah. Tetapi Tuhan mengajarkan untuk diam menantikan Tuhan.

Kalau kita mengalami keadaan seperti ini, kita bersyukur karena kita dipandang Tuhan istimewa untuk bisa melewati keadaan seperti itu.

 

Tuhan memandang kita istimewa, karena Tuhan mau menyempurnakan kita. Semakin berat masalah yang kita hadapi, akan semakin mempertajam iman kita, makin kuat mengubah kita, makin tinggi mengangkat kita, makin cepat membentuk kita.

Kalau orang tidak mau lelah, tidak mau sakit, maka tidak akan pernah bisa dewasa.

 Kita melihat tokoh-tokoh Alkitab yang diproses Tuhan, ternyata orang-orang hebat. Semakin hebat proses itu, semakin tinggi Tuhan mengangkat seseorang.

Seperti Yusuf masuk ke dalam sumur, menjadi budak, difitnah, masuk penjara. Masuk ke dalam sumur, masih belum berat.

Tetapi, masuk penjara dengan tuduhan mau memerkosa istri pejabat Mesir, itu berat. Tetapi Tuhan angkat tinggi-tinggi.

Elohim Yahweh, Allah yang hidup dan berkuasa. Daud juga begitu. Kalau dia masih di padang rumput dan menggembalakan domba, tidak ada masalah. Tetapi ketika diperhadapkan kepada Goliat, dikejar-kejar Saul hendak dibunuh, dan banyak hal lain yang dialami Daud, maka Tuhan bisa mengangkat Daud tinggi-tinggi.

Kita bersyukur bisa mengalami hal-hal yang berat dan menyakitkan, karena Tuhan mau memproses kita. Jangan marah, jangan bersungut-sungut.

Kalau kita bingung, kita duduk diam menanti-nantikan Tuhan saja. Tuhan pasti berbicara, pasti memberi petunjuk, dan pasti hadir. Di situlah seseorang mengalami Tuhan dengan nyata.

 

Tuhan Yesus memberkati

Pdt. Dr. Erastus Sabdono.***

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah