Mengenal Tri Hita Karana, Konsep Keseimbangan dalam Kehidupan Masyarakat Bali

- 30 Mei 2024, 21:18 WIB
Umat Hindu melaksanakan prosesi upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Raksa Buana, Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/3/2023). Upacara yang dilakukan sehari menjelang perayaan Nyepi tersebut bertujuan untuk menyucikan alam semesta beserta isinya, meningkatkan hubungan dan keharmonisan antara sesama manusia, manusia dengan lingkungannya serta manusia dengan Tuhan (Tri Hita Karana). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/hp.
Umat Hindu melaksanakan prosesi upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Raksa Buana, Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/3/2023). Upacara yang dilakukan sehari menjelang perayaan Nyepi tersebut bertujuan untuk menyucikan alam semesta beserta isinya, meningkatkan hubungan dan keharmonisan antara sesama manusia, manusia dengan lingkungannya serta manusia dengan Tuhan (Tri Hita Karana). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/hp. /FransiscoCarollio/ANTARA FOTO

SEPUTARCIBUBUR- Kekayaan budaya Indonesia menjadi sorotan dunia karena memiliki ragam kepercayaan dan keunikan.

Salah satu ragam kepercayaan unik berasal dari masyarakat Bali yang mempunyai konsep kehidupan yang menjadi ciri khasnya, yaitu Tri Hita Karana.

Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanskerta yang terbentuk dari tiga kata. Tri artinya tiga, Hita artinya kebahagiaan atau sejahtera, dan Karana artinya sebab atau penyebab.

Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Berkat Keuangan

Penyebab kebahagiaan dari konsep Tri Hita Karana ini terbagi menjadi tiga yaitu Parhayangan, Pawongan dan Palemahan.

Dalam kehidupan sehari-hari penerapan ketiga penyebab kebahagiaan itu dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Parhayangan, menjalin hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Penerapan Parhayangan dengan melakukan Punia (persembahan) tanpa ada rasa pamrih, serta melakukan perjalanan suci ke tempat-tempat yang bisa mengantarkan pada nilai-nilai kesuciannya.
  2. Pawongan, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dengan cara saling mengasihi, menghargai dan saling tolong menolong dengan keluarga, tetangga, teman dan orang lain.
  3. Palemahan, menjaga kebersihan lingkungan, tidak merusak alam, dan selalu melestarikan ekosistemnya.

Baca Juga: Enam Rekomendasi Destinasi Wisata Favorit di Sekitar Wonosobo

Konsep ini menggambarkan keseimbangan dan keselarasan hidup akan tercapai jika manusia menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan, menjalin hubungan baik dengan sesama manusia, dan menjalin hubungan baik dengan lingkungan atau alam.

Demikian penerapan konsep Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. ***

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah