Prof Didin S Damanhuri: Negara-negara Berkembang Jadi Korban GDP Oriented

- 2 Juli 2024, 15:43 WIB
Peluncuran dan diskusi buku Prof Didin S Damanhuri bertajuk “Ekonomi Politik Indonesia dan Antar Bangsa” di Natan Book Store & Cafe, Jakarta, 2 Juli 2024. Sumber: Humas Paramadina
Peluncuran dan diskusi buku Prof Didin S Damanhuri bertajuk “Ekonomi Politik Indonesia dan Antar Bangsa” di Natan Book Store & Cafe, Jakarta, 2 Juli 2024. Sumber: Humas Paramadina /

SEPUTAR CIBUBUR - Prof Didin S Damanhuri mengatakan bahwa negara-negara berkembang menjadi korban dari GDP Oriented, yang selalu menghitung perekonomian dan menjadikannya tujuannya. 

Guru Besar Ekonomi Politik Universitas Paramadina ini, mengatakan bahwa Soeharto merupakan seorang pemimpin negara yang GDP Oriented, di era reformasi ini di mana Sri Mulyani memimpin 4 periode kementerian keuangan lebih sebagai orang yang neoliberalisme dan mengatakan “tidak mungkin sebuah negara maju dengan pertanian dan koperasi.”

GDP Oriented mengeksploitasi pedesaan dan tidak kembali lagi ke desa. Dengan ini, akan terjadi middle income trap dan tidak akan terjadi Indonesia emas 2045 yang dicanangkan,” paparnya dalam peluncuran dan diskusi buku karyanya yang bertajuk “Ekonomi Politik Indonesia dan Antar Bangsa” di Natan Book Store & Cafe, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin, 2 Juli 2024.

Hadir sebagai pembahas Wijayanto Samirin menyatakan bahwa GDP Oriented sering digunakan karena sangat konkret dan gampang digunakan, diukur dan dimanipulasi.

Baca Juga: Universitas Paramadina Diskusi Islam dan Demokrasi, Ini kata Prof Eunsook Jung PhD

“Contohnya pulau di Maluku, di mana GDP pulau tersebut dianggap tinggi karena investasi masuk, kapal yang parkir dan lain sebagainya. Tetapi, GDP per kapita ini misleading di mana tingkat kemakmuran masyarakat di pulau tersebut tidak membaik sedangkan angka GDP-nya naik,” kata Wijayanto.

Peluncuran dan diskusi buku Prof Didin S Damanhuri bertajuk “Ekonomi Politik Indonesia dan Antar Bangsa” di Natan Book Store & Cafe, Jakarta, 2 Juli 2024. Sumber: Humas Paramadina
Peluncuran dan diskusi buku Prof Didin S Damanhuri bertajuk “Ekonomi Politik Indonesia dan Antar Bangsa” di Natan Book Store & Cafe, Jakarta, 2 Juli 2024. Sumber: Humas Paramadina
Menurut Ekonom Universitas Paramadina ini jika hanya berfokus pada GDP maka tidak akan fokus pada sumber pendapatannya, sehingga sektor yang di-inject uang menjadi naik GDP-nya. 

“Rupiah melemah dibanding mata uang negara lain, karena terlalu fokus pada GDP. Apa solusinya? Harus ada sense of crisis, IMF dan World Bank terlalu diplomatis tetapi memaksa dan menekan habis-habisan, ideologinya harus jelas,” tuturnya.

Fachry Ali, editor dan pemberi pengantar buku ini menyatakan keterkejutannya mengenai konsep “degrowth” sebuah kritik atas GDP Oriented. Konsep ini bukan sebuah teori, melainkan gerakan sosial yang dimulai di negara Eropa bukan negara berkembang.

Baca Juga: Peringati Hardiknas dan Harkitnas, Paramadina-Komnas HAM Gelar Diskusi Ini

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah