Renungan Malam Kristiani: Tiga Tanda Berjiwa Besar

- 21 Februari 2024, 18:39 WIB
Ilustrasi orang hasad atau iri hati /PIXABAY/
Ilustrasi orang hasad atau iri hati /PIXABAY/ /

Setelah lewat beberapa waktu lamanya ia terus saja melakukan hal itu hingga suatu saat ketika ia sedang menggores-gores patung yang berat itu runtuh menimpa dirinya hingga meninggal.

Iri hati membawa bencana. Kita semua perlu berbesar hati bukan iri hati. Sebagai orang percaya kita perlu memiliki kebesaran jiwa dalam menghadapi berbagai keadaan.

Entah itu persaingan dalam pekerjaan, dalam dunia usaha, dalam studi dan dalam berbagai hal lainnya.

Dalam ayat di atas Kain dan Habel sama-sama mempersembahkan korban kepada Tuhan tapi korban persembahan Habel yang diterima sedangkan korban Kain tidak berkenan.

Bukannya mengoreksi diri mengapa dan apa sebabnya korban persembahannya tidak diterima, Kain malah menjadi panas hati dan membenci Habel adiknya sendiri.

Kain tidak mau kalah dan karena perasaan iri hatinya yang menguasai Kain pun membunuh Habel.

Apa yang dilakukan Kain bukanlah sikap yang dikenan oleh Tuhan. Tuhan sempat menegur Kain sebelum pembunuhan itu terjadi tapi Kain tidak peduli.

Kain telah merusak kehidupan keluarganya, kehidupan adiknya dan juga kehidupan dirinya sendiri.

Ayat ini berbicara kepada kita agar kita memiliki kebesaran jiwa dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.

Ketika kita melihat orang lain berhasil, di saat kita tidak bisa sehebat orang lain, ketika kita kalah dalam suatu kompetisi, ketika kita tidak bisa mencapai apa yang dicapai orang lain jangan kita iri hati dan marah tapi sebaliknya akui dan terima keberhasilan orang lain.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x