SEPUTAR CIBUBUR – Konflik antara Rusia dengan Uni Eropa (UE) terkait dengan serangan Rusia terhadap Ukraina makin memanas. Membalas sanksi ekonomi yang dialamatkan ke negaranya, Rusis mengambil langkah penangguhkan pengiriman gas bumi ke negara-negara pro Amerika.
Tak senang digertak, pada Rabu, 27 April 2022, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan Uni Eropa siap menghadapi sikap tak bersahabat Rusia terhadap negara-negara anggotanya.
Perusahaan pemasok gas Rusia Gazprom kemarin mengumumkan bahwa pihaknya menghentikan sepenuhnya pengiriman gas ke Polandia dan Bulgaria, dengan alasan kedua negara anggota UE tersebut "gagal membayar dalam rubel".
Baca Juga: Diluar Perkiraan dan Banyak Rugi, Mimpi Buruk Pasukan Tank Rusia Menghadapi Ukraina
Penghentian pengumuman Gazprom tersebut, direspon keras von der Leyen. Dia menyebut langkah itu sebagai "upaya lain oleh Rusia untuk menggunakan gas sebagai alat pemerasan" dalam konteks konflik Rusia-Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada 23 Maret lalu meminta agar kontrak gas Rusia saat ini dengan "negara-negara yang tidak bersahabat" harus dibayar dalam mata uang rubel.
"Kami telah berupaya untuk memastikan pengiriman alternatif dan tingkat penyimpanan yang paling memungkinkan di seluruh UE," dan kelompok koordinasi pasokan gas bertemu guna memetakan respons UE yang terkoordinasi, kata von der Leyen.
Baca Juga: Rusia Gempur Donbas Besar-besaran, Zelenskyy: Ukraina Terus Perjuang Membela Diri
UE, yang sangat bergantung pada gas dan minyak Rusia, berupaya menemukan pasokan energi alternatif melalui rencana REPowerEU yang diluncurkan pada 8 Maret.