SEPUTAR CIBUBUR - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapreasi stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta sejalan dengan lancar dan baiknya penerapan ketentuan peniadaan mudik sejak 6 Mei 2021 di bandara terbesar di Indonesia itu.
Adapun Menhub meninjau Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada hari ini, Selasa 11 Mei 2021.
Stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta, ujar Menhub, mampu berkoordinasi dan menjalani tugas dengan baik untuk memastikan peniadaan mudik serta memberikan layanan kepada pelaku perjalanan yang dikecualikan dari larangan perjalanan.
“Saya meninjau beberapa tempat [di Bandara Soekarno-Hatta], proses mendapat izin terbang bagi penumpang yang dikecualikan [dari larangan perjalanan] cukup baik. Koordinasi yang baik antara AP II [pengelola Bandara Soekarno-Hatta], Garuda, Citilink, Satgas Penanganan COVID-19, KKP [Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan] berjalan baik. Saya mengapresiasi rekan-rekan melakukan dengan baik,” jelas Menhub.
Seperti diketahui, periode peniadaan mudik ditetapkan pada 6 - 17 Mei 2021. Pada periode tersebut, pelaku perjalanan yang dikecualikan dari larangan perjalanan lintas kota/kabupaten/provinsi/negara adalah pelaku perjalanan dengan keperluan mendesak untuk kepentingan nomudik.
Keperluan mendesak tersebut yakni: bekerja/perjalanan dinas, kunjungan keluarga sakit, kunjungan duka anggota keluarga meninggal, ibu hamil yang didampingi satu orang anggota keluarga dan kepentingan persalinan yang didampingi maksimal dua orang.
Baca Juga: Menteri Basuki : Puasa Ramadan Harus Membentuk Insan PUPR yang Sabar, Ikhlas, Qana'ah, dan Istiqamah
“Kita melihat bahwa di masa peniadaan mudik mulai tanggal 6 Mei terjadi penurunan signifikan penumpang kurang lebih sekitar 90%, sekarang [di tengah peniadaan mudik] rata-rata setiap hari 7.000 - 8.000 penumang,” ungkap Menhub.
Menhub menekankan agar stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta tetap siaga menjaga protokol kesehatan dan prosedur yang ditetapkab baik bagi penumpang pesawat yang berangkat atau datang.
President Director AP II Muhammad Awaluddin menuturkan stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta selalu berupaya untuk meningkatkan koordinasi guna memastikan seluruh prosedur berjalan dengan baik.
“Di tengah pandemi COVID-19, prosedur penerbangan sangat dinamis melihat kondisi yang ada. Sinergi yang baik di antara stakeholder membuat bandara-bandara AP II dapat memenuhi setiap ketentuan dan prosedur itu, termasuk pada periode peniadaan mudik 6 - 17 Mei.”
“Seluruh stakeholder di bandara-bandara AP II berupaya agar sektor penerbangan dalam kapasitasnya sebagai moda transportasi massal dapat selalu berkontribusi dalam berbagai aktivitas di antaranya pencegahan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara kepulauan dan moda transportasi yang paling efektif dalam menjangkau pulau-pulau di Indonesia adalah pesawat udara,” ujar Muhammad Awaluddin.
Adapun koordinasi yang erat di antara stakeholder di bandara-bandara AP II juga didukung dengan infrastruktur teknologi.
Di Bandara Soekarno-Hatta telah diaktifkan gedung Airport Operation Control Center (AOCC) yang dilengkapi dengan peralatan modern sebagai wadah koordinasi seluruh stakeholder.
Selain itu, Bandara Soekarno-Hatta juga telah menerapkan konsep Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) untuk optimalisasi pergerakan pesawat. A-CDM dapat meningkatkan prediktabilitas penerbangan dan mengoptimalkan operasional.
“Melalui penerapan AOCC dan A-ACDM, kolaborasi stakeholder semakin erat dan menjadikan Bandara Soekarno-Hatta dapat beroperasi dengan tangguh, dalam arti mampu cepat beradaptasi mengikuti dinamisnya prosedur di tengah pandemi COVID-19,” ujar Muhammad Awaluddin.