Baca Juga: KPwBI DIY dan ISEI Yogyakarta Umumkan Makalah Pemenang JEF 2023
Menurut Indah, perkembangan tersebut mencakup aspek produksi, pemasaran, dan finansial. Selanjutnya Pemkot Yogyakarta harus mengoptimalkan potensi produk kerajinan di setiap kampung.
“Untuk itu perlu dilakukan iidentifikasi potensi kerajinan di setiap kampung. Hasilnya ditindaklanjuti dengan pelatihan dan pendampingan yang oleh Pemkot Yogyakarta dengan pemangku kepentingan,” ujarnya.
![“Rembug Warga Jogja #02” di Alra Corner, Yogyakarta, Rabu 12 Juni 2024.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/06/12/2551951118.jpg)
Komunitas juga mendukung percepatan usaha. Selanjutnya jumlah PTS/PTS juga mendukung kemajuan usaha IT/digital di Yogyakarta. Usaha juga berkembang bekerjasama dengan pihak luar, termasuk Google.
“Saat ini diperlukan regulasi yang mendukung usaha IT/digital skala kecil (start up)”, sambung Sony berharap.
Sedangkan Ong Harry mengatakan bahwa potensi Yogyakarta harus dilihat tidak hanya wilayah administratif saja, namun juga mencakup wilayah perbatasan yaitu Sleman dan Bantul.
Yogyakarta, jelas dia, mempunyai daya tarik atau magnet bagi mahasiswa dan juga pensiunan untuk menikmati hari tua. Dalam konteks DIY, kekayaan yang dimiliki luar biasa seperti gunung, laut, hutan, candi, dan sebagainya. “Potensi tersebut harus disikapi dengan kreatifitas agar hasilnya optimal,” ucapnya.
Baca Juga: Dua Hal Ini Berpotensi Tingkatkan Kunjungan Wisatawan Malaysia ke Yogyakarta
Menurut Ong Harry, dia berkreasi dengan Pasar Kangen merupakan salah satu wujud kreativitas untuk mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat.