Pembelajaran Tatap Muka di Bogor, Bima Arya: Akan Dievaluasi Secara Berkala

- 21 Mei 2021, 18:22 WIB
Ilustrasi kota Bogor sebelum terjadi pandemi Covid-19
Ilustrasi kota Bogor sebelum terjadi pandemi Covid-19 /seputarcibubur.com

 

SEPUTAR CIBUBUR – Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) tahun ajaran baru 2021-2022 dimulai Juli 2021. Bogor, Jawa Barat merupakan salah satu kota yang bersiap-siap untuk PTM.

Di tengah rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka, Pemerintah Kota Bogor mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi di Perumahan Griya Melati, Kota Bogor.

Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan, rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah mulai Juli mendatang, akan dievaluasi secara berkala, menyusul adanya lonjakan kasus positif Covid-19 di Perumahan Griya Melati Kota Bogor.

Baca Juga: 25 Warga Perumahan Griya Melati Bogor Positif Covid-19 Usai Ikut Kegiatan Keagamaan

"Evaluasi akan berjalan terus, tidak menunggu pada waktu tertentu saja," kata kata Bima Arya, di Balai Kota Bogor, Jumat, 21 Mei 2021.

Menurut Bima Arya, Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Pendidikan semula telah menyortir sekolah-sekolah yang disiapkan untuk melaksanakan PTM pada tahun ajaran baru 2021-2022, mulai Juli mendatang. "Sekolah-sekolah tersebut diarahkan untuk fokus menyiapkan pelaksanaan PTM," kata Bima Arya.

Namun, adanya lonjakan kasus positif Covid-19 di Perumahan Griya Melati Kota Bogor yang sampai hari Jumat ini telah mencapai 37 orang, membuat khawatir Pemerintah Kota Bogor, sehingga perlu melakukan evaluasi secara berkala.

Baca Juga: Pemaki Petugas di Pos Penyekatan Bogor Sukabumi Akhirnya Minta Maaf

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, juga menyatakan mengkhawatirkan melonjaknya kasus positif Covid-19 di Perumahan Griya Melati Kota Bogor bisa berpotensi membatalkan rencana Pemerintah Kota Bogor melaksanakan PTM di sekolah mulai Juli mendatang.

"Kami menyayangkan adanya lonjakan kasus positif COVID-19 di perumahan ini pada libur lebaran. Seharusnya, semua orang memahami adanya larangan mudik dari pemerintah," kata Dedie A Rachim, di Kota Bogor, Jumat, 21 Mei 2021.

Dedie menegaskan, larangan mudik dari pemerintah tujuannya baik, untuk pencegahan penularan Covid-19 agar tidak ada lonjakan kasus positif setelah libur Lebaran, sehingga pada tahun ajaran baru 2021-2022, mulai Juli mendatang, bisa dilaksanakan PTM di sekolah.

"Seharusnya masyarakat memiliki kesadaran untuk menahan diri, tidak mudik pada libur Lebaran tahun ini, tapi masih ada yang warga membandel," katanya.

Baca Juga: Ancol Tutup, Kebun Raya Bogor Bisa Jadi Pilihan Wisata Lebaran

Dedie mengingatkan, para pelajar mulai dari TK hingga SMA, sudah hampir tiga semester tidak bisa belajar di sekolah. "Mereka belajar dari rumah dengan pola pembelajaran jarak jauh, tapi tidak semuanya dapat mengikutinya dengan baik," katanya.

Presiden Joko Widodo, kata dia, sudah menginstruksikan untuk melakukan persiapan pelaksanaan PTM di sekolah, tapi syaratnya daerah tersebut harus zona hijau atau kuning. "Uji coba juga sudah dilakukan," katanya.

Menurut dia, Kota Bogor statusnya adalah zona oranye yang perlu diturunkan lagi tingkat risikonya menjadi zona kuning, untuk bisa melaksanakan PTM.

Baca Juga: Ade Yasin : Kawasan Puncak Hanya Boleh Dikunjungi Warga Bogor Saja

Warga Kota Bogor, kata dia, seharusnya memiliki kesadaran bersama, untuk bersama-sama menurunkan tingkat resiko COVID-19 menjadi zona kuning, yakni dengan mematuhi aturan dari pemerintah pusat yakni terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan tidak mudik pada libur Lebaran.

Karena ada yang mudik dan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di perumahan di Kota Bogor, maka Kota Bogor menjadi semakin rentan pada risiko penularan Covid-19. ***

Editor: Yetto Parceka

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x