Pergerakan Wisnus Jadi Andalan Pemulihan Sektor Pariwisata Nasional 

20 Januari 2022, 22:59 WIB
diskusi virtual pariwisata /Kamsari/Dok. Humas Kemenparekraf

 

SEPUTAR CIBUBUR - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020 telah mengakibatkan menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Hingga akhir tahun 2021 kunjungan wisman hanya mencapai 1,58 juta orang atau turun 60,98 % dibanding tahun 2020.

Dikatakan, wisatawan nusantara (wisnus) menjadi harapan sekaligus roda penggerak pariwisata Indonesia di masa pandemi.

Baca Juga: Sebelum Tinggal di Apartemen, Sebaiknya Pahami Aturan Mainnya

“Di tengah pandemi ini, terdapat secercah harapan yaitu tingginya antusiasme wisatawan nusantara yang menjadi roda penggerak geliat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif saat ini,” ujar Menparekraf dalam Diskusi virtual Urban Forum - Forum Wartawan Daerah (Forwada), bertema  Tourism & Hospitality Outlook 2022 “New Normal Saatnya Bangkit dari Tidur Pulas”, Kamis (20 januari 2022).

Menparekraf mengungkapkan, tahun 2021, Badan Pusat Statistik (BPS)  mencatat data pergerakan Winus mengalami peningkatan sebesar 12% bila dibandingkan dengan tahun 2020. Tidak hanya itu, terjadi peningkatan devisa pariwisata sebesar 4% dibandingkan tahun 2020 yakni USD 0,32 miliar  menjadi USD 0,36 miliar dan kontribusi PDB Pariwisata diperkirakan meningkat 37,4% dari persentase pada tahun 2020 sehingga mencapai angka 4,2% pada tahun 2021 lalu. 

“Nilai ekspor produk ekraf diperkirakan meningkat hingga mencapai USD 20,58 miliar dan nilai tambah ekraf pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan sampai pada level Rp 1.273 triliun,” jelasnya.

Menurut Sandiaga, pergerakan wisnus ini akan menjadi andalan dalam pemulihan sektor pariwisata nasional tahun 2022 dengan target 260 juta–280 juta pergerakan. Diperkirakan, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional 2022 akan mencapai 4,3%. Sedikit lebih tinggi dari perkiraan capaian tahun 2021 yaitu sebesar 4,2%. 

Selain itu, lanjut dia, dari sisi nilai tambah ekonomi kreatif ditargetkan tahun 2022 dapat mencapai Rp 1.236 triliun. Untuk nilai ekspor produk kreatif ditargetkan mencapai USD 21,28 miliar. Sedikit lebih baik dari perkiraan capaian tahun 2021 sebesar USD 20,48 miliar.

“Dampak dari pertumbuhan itu tentunya akan memperluas jumlah lapangan kerja pada sektor parekraf. Tahun 2022 ini kita menargetkan akan tercipta 400 ribu lapangan kerja baru yang berkualitas di sektor pariwisata. Sementara di ekonomi kreatif akan tumbuh lebih dari 600-700 ribu lapangan kerja yang ditopang oleh sektor unggulan yakni kuliner, kriya, dan fashion,” ungkapnya.

Menurut Menparekraf, jika dilihat sisi positifnya, pandemi justru mempercepat perubahan paradigma pembangunan pariwisata dari quantity tourism menjadi quality and sustainable tourism sebagaimana arahan Presiden pada tahun 2019. 

“Kita menekankan kepada prinsip sustainable tourism yang bergantung pada apa yang kita tawarkan kepada para wisatawan sesuai tren pariwisata kedepan yaitu more personalized, customized, localized dan smaller in size,” jelasnya. 

Menurut Menteri Sandiaga, salah satu variabel penting dalam quality tourism adalah penyediaan infrastruktur pariwisata yang memadai. Wisatawan tentu akan membelanjakan dananya (spending) lebih besar untuk suatu destinasi yang berkualitas, baik dari segi 3A (atraksi, akses dan amenitas) maupun infrastruktur pendukungnya.

Soal target kunjugan Wisman tahun 2022 ini, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 1,8 juta-3,6 juta orang dengan nilai devisa pariwisata mencapai USD 470 juta–1,7 miliar. 

Sementara itu, Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusron menyoroti agar di tahun 2022 ini, pemerintah fokus pada industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Menurut dia, segmen pasar wisnus dari perspektif hotel dan restoran MICE lebih tinggi dibanding leasure. 

“Dari sisi segmen pasar Winus dari presprektif hotel dan restoran, pasar segmen MICE memberikan kontribusi 70%, sementara leasure, dan minat khusus dan lainnya hanya 30%,” ujar Yusron.

Yusron mengungkapkan, era globalisasi dan semakin eksisnya Revolusi Industri 4.0 saat ini menjadikan prospek Industri MICE semakin berkembang. Selain itu, kegiatan MICE selalu melibatkan banyak sektor dan banyak pihak sehingga menimbulkan pengaruh ekonomi ganda yang menguntungkan banyak pihak.

“Industri MICE memberikan manfaat langsung kepada ekonomi masyarakat seperti percetakan, advertising, akomodasi, usaha kuliner, cinderamata, biro perjalanan wisata, transportasi, professional conference organizer (PCO), usaha kecil dan menengah (UKM), pemandu wisata dan event organizer,” ungkapnya.

Direktur Keuangan dan Operasional PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Trisnadi Yulrisman menyoroti industri homestay yang bisa menjadi penggerak perekonomian di desa wisata baik desa wisata prioritas maupun non prioritas.

Menurut dia, SMF telah melakukan  inisiatif strategis produk KPR Rumah Usaha dalam bentuk program pembiayaan homestay sejak tahun 2018 dan dalam masa inkubasi hingga sekarang, program ini masih menggunakan dana PKBL/TJSL.

“Total anggaran pembiayaan homestay mencapai 20 miliar dengan realisasi hingga 2021 mencapai 7.747 miliar dengan total debitur 96,” jelasnya. 

Kehadiran SMF dalam pembiayaan homestay , lanjutnya,  merupakan upaya pemerintah mendorong  pertumbuhan usaha sesuai dengan rencana pengembangan bisnis, membantu kelancaran arus kas usaha sesuai dengan perkembangan arus kas bisnis, membantu terhindar dari jeratan pinjaman dengan bunga tidak wajar dan mewujudkan kemandirian usaha. 

“Saat kami tengah mengembangkan penyaluran pembiayaan homestay melalui mitra, seperti pihak Pemda setempat dan juga BPR,” tambahnya.

Editor: Kamsari

Tags

Terkini

Terpopuler