IHSG Dekati Level 7.000, 3 Saham Berikut Layak Trading

- 20 November 2023, 17:21 WIB
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK /

SEPUTAR CIBUBUR - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke zona hijau cukup besar pada minggu lalu dan ditutup menguat 2,47% ke level 6.977 pada Jumat, 17 November 2023. Tinggal sedikit lagi IHSG dapat menembus level 7.000.

Community Lead IPOT, Angga Septianus menjelaskan geliat IHSG tertopang top gainers pada minggu lalu yakni sektor IDX Infrastructures yang naik sebesar 8,81% dan IDX Techno yang naik sebesar 3,00%. Sementara itu, sektor yang menjadi top losers pada minggu lalu yakni IDX Non-Cyclical yang melemah -0,52% dan IDX Industrial yang melemah sebesar -0,11%.

Terkait sentimen khusus yang memengaruhi pergerakan IHSG pada minggu lalu, Angga menyebutkan ada 3 sentimen utamanya, yakni foreign net inflow, harga minyak dan data ekonomi.

Angga menegaskan pekan lalu adalah minggu pertama dengan foreign net inflow, setelah outflow masif dalam sebulan terakhir. Asing mulai masuk lagi karena rupiah yang terus menguat di 15.424,30.

Baca Juga: Waspadai Aksi Jual-Beli Investor Asing, Ini Rekomendasi IPOT

"Penguatan rupiah disebabkan US treasury yield terkoreksi cukup dalam. US treasury yield terkoreksi dalam setelah data inflasi US di bawah ekspektasi. Tanda-tanda The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga dan akan ada soft landing untuk ekonomi AS," kata Angga, Senin, 20 November 2023.

Aplikasi IPOT. Foto: Indo Premier
Aplikasi IPOT. Foto: Indo Premier
Terkait sentimen harga minyak, terangnya, harga minyak kembali menguat di hari terakhir minggu lalu. Pada 17 November lalu WTI di 76,06 (+4,04%) dan Brent di 80,61 (+4,12%), meski secara weekly masih melemah -2,74%.

"Menariknya, laporan bulanan pasar minyak OPEC menunjukkan permintaan masih kuat di tengah Irak yang mendukung pemangkasan pasokan dari OPEC hingga akhir tahun," tegasnya.

Sementara itu terkait sentimen data ekonomi, ada data-data menarik terkait data ekonomi dari AS. Inflasi AS slowing down lebih cepat dibandingkan dengan konsensus pasar. Investor akan lebih confident dengan kenaikan suku bunga yang sudah selesai.

“Dihadapkan pada retail sales yang kuat maka dapat dianggap bahwa konsumsi secara keseluruhan membaik dengan inflasi yang mereda," jelasnya.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x