Rupiah Melemah, Ini 7 Saran Hipmi untuk Pemerintah dan Otoritas Moneter

- 21 Juni 2024, 19:44 WIB
Sekretaris Jenderal BPP Hipmi, Dr Anggawira MH MM. Sumber: BPP Hipmi
Sekretaris Jenderal BPP Hipmi, Dr Anggawira MH MM. Sumber: BPP Hipmi /

SEPUTAR CIBUBUR  – Melemahnya nilai tukar rupiah yang bertengger di posisi Rp16.475 per dolar AS pada Jumat, 21 Juni 2024, membuat rasa prihatin Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).

Mata uang Garuda melemah 45 poin atau minus 0,27% dari perdagangan sebelumnya. Pergerakan mata uang di kawasan Asia juga bervariasi dengan won Korea Selatan melemah 0,37%, peso Filipina melemah 0,10%, ringgit Malaysia minus 0,11%, dan yen Jepang minus 0,03%. Sementara itu, dolar Singapura menguat 0,06% dan dolar Hong Kong menguat 0,01%. Baht Thailand dan yuan China stabil di level sebelumnya.

“Rupiah ambruk ke Rp16.475 per dolar AS, terendah sejak April 2020. Ini adalah momen yang sangat mengkhawatirkan bagi perekonomian nasional, terutama bagi pelaku usaha,” kata Sekretaris Jenderal BPP Hipmi, Dr Anggawira MH MM, dalam pernyataan tulisnya Jumat, 21 Juni 2024.

Anggawira menyampaikan 7 saran dari Hipmi kepada Pemerintah dan Otoritas Moneter. Yakni: pertama, Perkuat Cadangan Devisa. Hipmi mendorong Bank Indonesia (BI) untuk terus memperkuat cadangan devisa melalui berbagai instrumen yang tersedia. Cadangan devisa yang kuat akan memberikan bantalan yang cukup untuk mengatasi gejolak nilai tukar.

Baca Juga: Anggawira: Peningkatan Daya Saing Angin Segar Investasi Indonesia

Kedua, Fasilitasi Ekspor UMKM. Pemerintah harus memberikan dukungan lebih besar kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menembus pasar ekspor. Dukungan dapat berupa pelatihan, penyediaan informasi pasar, dan fasilitas pembiayaan ekspor yang lebih mudah diakses.

Ketiga, Stabilkan Inflasi. Menjaga stabilitas inflasi sangat penting untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu memastikan bahwa kebijakan moneter dan fiskal berjalan selaras untuk mengendalikan inflasi.

Sekretaris Jenderal BPP Hipmi, Dr Anggawira MH MM. Sumber: BPP Hipmi
Sekretaris Jenderal BPP Hipmi, Dr Anggawira MH MM. Sumber: BPP Hipmi
Keempat, Perkuat Industri Dalam Negeri. Meningkatkan daya saing industri dalam negeri melalui berbagai insentif dan kebijakan pro-pertumbuhan. Ini termasuk pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas tenaga kerja, dan kemudahan berbisnis.

Kelima, Promosikan Investasi Asing. Menarik investasi asing langsung (FDI) dapat membantu menstabilkan nilai tukar rupiah. Pemerintah perlu terus memperbaiki iklim investasi dengan menyederhanakan regulasi dan memastikan kepastian hukum bagi para investor.

Keenam, Kolaborasi Internasional. Hipmi menyarankan pemerintah untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara mitra dagang dan organisasi internasional. Kolaborasi yang baik dapat membuka peluang baru untuk ekspor dan investasi yang dapat memperkuat ekonomi nasional.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah