SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan kita pada saat ini terdapat dalam 2 Korintus 13 ayat 11 tertulis demikian:
Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!
Seorang anak kecil berdoa “Tuhan tolonglah supaya Papa dan Mamaku tidak hanya baik di gereja tapi juga di rumah.”
Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Kuat Dalam Kelemahan
Kita cenderung baik di muka orang, baik kepada orang lain tapi kepada keluarga kita sendiri seringkali bersikap tidak baik dan bahkan kasar.
Rumah yang seharusnya menjadi tempat bernaung penuh kerukunan dan kedamaian malah banyak yang menjadi tempat permusuhan, konflik dan pertempuran.
Dalam 2 Korintus 13:11 ini pesan yang praktis dalam kehidupan diberikan kepada jemaat di Korintus dan juga menjadi pesan buat kita sebagai orang-orang percaya.
Pertama, agar kita bersukacita. Kata bersukacitalah menunjukkan bahwa ini merupakan sebuah perintah. Kita diajak untuk bersukacita setiap saat dalam kehidupan kita.
Di ayat yang lain yaitu dalam Filipi 4:4 dikatakan “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan sekali lagi kukatakan bersukacitalah.”
Salah satu faktor yang sangat penting agar kita dapat hidup dalam damai adalah hati yang bersukacita.
Sukacita kita adalah di dalam Tuhan bukan di dalam berbagai hal atau situasi yang kita alami. Itu sebabnya meskipun ada kesukaran ataupun masalah, hati kita tetap bersukacita sebab kita mendasarkannya pada Tuhan.
Kedua, usahakan agar diri kita menjadi sempurna. Jangan menuntut orang lain untuk menjadi sempurna terlebih dulu tapi diri kitalah yang harus kita fokuskan untuk jadi sempurna.
Sempurna dalam hal apa? yaitu dalam hal ketaatan, kasih dan pengampunan. Kalau kita menuntut orang lain sempurna yang timbul hanyalah konflik dan perdebatan. Tapi kalau kita berusaha sempurna maka orang lain pun akan mengikuti teladan kita.
Ketiga, dikatakan dalam ayat ini adalah sehati sepikirlah kamu. Kita perlu mulai hal ini dalam keluarga kita.
Tanpa kesehatan dalam pikiran tidak akan bisa tercapai kesatuan dan kerukunan, yang ada justru pertengkaran.
Seringkali kita perlu mengalah dan menerima pendapat yang tidak sama dengan kita serta mengakui bahwa pendapat orang lain lebih baik.
Suami dan isteri seringkali bertengkar hanya karena perbedaan pendapat, bahkan meskipun perbedaan itu sangat kecil.
Saudara bersaudara pun demikian, seringkali hanya karena berbeda ide yang tidak penting bisa bertengkar satu sama lain.
Damai sejahtera akan tercipta kalau kita memiliki tiga hal ini yaitu hati yang bersukacita, berusaha menjadi sempurna dan sehati sepikir dalam kehidupan bersama baik itu dalam keluarga ataupun komunitas.
Berbagai negara di Afrika selalu diwarnai konflik karena tidak ada kesehatian dan selalu menuntut antara satu etnis dengan etnis yang lainnya.
Kita perlu belajar untuk sehati sepikir agar selalu ada damai. Kita tentu tidak mau hidup dalam konflik-konflik yang tidak akan membawa kemajuan, hanya akan membawa kehancuran.
Kerinduan kita adalah hidup dalam damai sejahtera, karena itu mulailah dari dalam diri kita pribadi dan dalam keluarga kita. Jadikan keluarga kita sebagai tempat dimana ada damai sejahtera dan sukacita yang melimpah-limpah.
Kalau hari ini kita gagal melakukannya, mari kembali bangkit dan perbaiki diri untuk menjadi lebih baik di esok hari.
Setiap kita dilihat oleh orang-orang di sekitar kita, entah itu isteri atau suami kita, orang tua kita, anak-anak kita, teman-teman atau sahabat kita.
Mereka melihat bagaimana citra diri kita setiap kali berinteraksi. Mereka perlu kasih, sukacita dan damai sejahtera karena itu biarlah diri kita menjadi pribadi yang membawa damai Kristus dimanapun kita berada. Roh Kudus akan memampukan kita.***
Sumber: Youtube Suara Injil