Renungan Malam Kristiani: Pentingnya Pengakuan

16 April 2024, 18:54 WIB
Berani Karena Benar! Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Minggu 25 Juni 2023 /Gerd Altmann/Pixabay

SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan kita pada saat ini terdapat dalam Injil Lukas 12:8-9 tertulis demikian:

“Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.”

Pangeran Kuwait bernama Prince Sheikh Abdullah Alsabah menyatakan secara publik bahwa ia percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Mengadu Kepada Tuhan

Pengakuan tersebut membuatnya diserang secara verbal oleh berbagai kelompok masyarakat. Mereka mengatakan bahwa Sheikh Abdullah Alsabah bukanlah bagian dari keluarga kerajaan Kuwait.

Meskipun ia dibenci dan diserang begitu rupa, pangeran Kuwait ini tetap bersikukuh dalam imannya.

Pengakuan iman kepada Kristus bagi setiap orang memiliki dampak sosial yang berbeda-beda.

Baca Juga: Batumbang, Tradisi Bertaburan Kue Apam di Banjarmasin

Ada orang yang mengakui imannya di hadapan orang lain dan ia diperlakukan biasa saja, aman-aman saja. Tapi ada orang yang terancam jiwanya ketika ia mengakui imannya kepada Tuhan.

Pengakuan menjadi hal yang sangat penting, karena hal ini diminta sendiri oleh Tuhan. Dalam hubungan kita dengan sesama pun pengakuan adalah hal yang krusial.

Bayangkan bila seorang suami tidak mengakui isterinya di depan orang lain, atau sebaliknya sang isteri tidak mengakui suaminya di depan publik. Hal seperti ini adalah sikap yang tidak sepantasnya terjadi.

Ada banyak orang takut kepada penguasa, dalam hal ini orang-orang Saduki dan Parisi serta para imam saat itu. Mereka takut dalam berbagai hal termasuk takut dalam mengakui iman mereka kepada Tuhan Yesus.

Terlebih ketika Tuhan Yesus ditangkap, diadili dan disalibkan, murid-muridnya menyembunyikan diri dan takut untuk mengakui akan iman mereka.

Bahkan Petrus pun menyangkalinya tiga kali karena rasa takut pada orang-orang di sekitarnya.

Tapi setelah kebangkitan Kristus, murid-murid berubah menjadi pribadi yang berani menyampaikan kebenaran, dan berani mengakui iman mereka karena didorong oleh kuasa Roh Kudus dan karena kuasa kebangkitan yang begitu berdampak luar biasa bagi mereka.

Firman Tuhan berbicara kepada kita melalui ayat ini bahwa diperlukan suatu pengakuan akan Tuhan Yesus dalam hidup kita.

Kita perlu mengakuinya dihadapan orang lain, jangan kita malu dengan iman kita. Kita akui Dia dalam sikap perbuatan maupun perkataan kita.

Meskipun ada tantangan, ada potensi ditolak, dikucilkan, kita harus tetap mengakui iman kita kepada orang lain. 

Jangan takut kepada manusia, takutlah justru kepada Tuhan saja. Berusaha menyenangkan manusia dan berusaha dikenang manusia akan membuat kita malah ditolak Tuhan.

Jangan sembunyikan identitas iman kita, karena itu adalah hal yang penting sehingga melaluinya orang-orang dapat mengenal akan Tuhan dan percaya kepadaNya.

Biarlah cahaya iman kita memancar dan sebagai garam dunia ini, Tuhan dapat dikenal melalui sikap hidup kita.

Adakah kita merasa takut atau malu mengakui Tuhan Yesus Kristus? Mungkin kita malu karena kita minoritas, mungkin hanya kita sendiri di lingkungan kita yang percaya kepada Kristus.

Mari jangan malu, jangan takut. Jadilah orang yang berani mengakui akan Kristus di hadapan orang lain dan tunjukkanlah kasih kita kepada sesama dalam segala aspek hidup kita.

Meskipun orang-orang membenci kita, meskipun orang-orang menolak kita, bahkan mengucilkan kita biarlah kita tetap percaya dan setia kepada Tuhan serta mengasihi sesama kita, sebagaimana yang diajarkan oleh Tuhan.***

 

Sumber: Youtube Renungan Malam

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler