Renungan Malam Kristiani: Ramah di Depan, Jahat di Belakang

- 5 September 2022, 20:20 WIB
Orang yang suka menjelekkan orang lain ketika berbicara dengan kita adalah orang yang juga cenderung menjelekkan diri kita ketika ia berbicara dengan orang lain
Orang yang suka menjelekkan orang lain ketika berbicara dengan kita adalah orang yang juga cenderung menjelekkan diri kita ketika ia berbicara dengan orang lain /Pixabay/

SEPUTAR CIBUBUR- Bacaan Alkitab malam ini diambil dari Mazmur pasal 28 ayat 3 tertulis demikian:

“Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan.”

Orang yang suka menjelekkan orang lain ketika berbicara dengan kita adalah orang yang juga cenderung menjelekkan diri kita ketika ia berbicara dengan orang lain.

Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Saat Kita Lemah, TUHAN Beri Kekuatan

Di dunia ini kita akan berhadapan dengan orang-orang yang bertipe seperti itu. Selain itu ada juga orang yang mungkin tidak menggosipkan orang lain, tampak ramah di depan kita, penuh perhatian dan bersikap baik.

Tetapi di belakang kita ia mempunyai niatan buruk dan jahat. Berbagai kejadian dan kasus yang berhubungan dengan hal ini perlu menjadi pelajaran dan pertimbangan buat kita untuk menghindari orang-orang yang seperti itu.

Yang ramah di depan tapi jahat di belakang. Dalam mazmur pasal 28 ayat 3 merupakan bagian doa mazmur Daud yang meminta agar Tuhan membedakan orang yang hidup benar dengan orang yang hidup dalam kejahatan.

Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Kuasa Doa

Dan secara khusus disini disebutkan tentang orang yang ramah di depan tapi jahat di belakang.

Sikap seperti ini merupakan kemunafikan, karena berpura-pura dan tidak jujur. Hal ini tentunya tidak berkenan kepada Tuhan.

Dan siapapun kita pasti tidak ada yang suka dengan orang yang munafik, yang berpura-pura baik tetapi sebenarnya tidak.

Menghadapi orang-orang yang demikian kita perlu bersikap bijak dan menggunakan hikmat.

Tidak perlu kita bersahabat atau berkawan dengan orang-orang yang mempunyai sikap seperti ini. 

Karena tidak ada faedahnya bagi kita. Justru sebaliknya kita akan diseret masuk dalam skenario yang tidak baik dari orang-orang yang demikian.

Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Berkat Di Balik Pintu Yang Tertutup

Terhadap orang yang suka menjelekkan diri kita di belakang, kita hanya perlu berbicara seperlunya.

Tidak usah kita menyampaikan berbagai perasaan dan pemikiran kita atau masalah yang sedang kita hadapi.

Bila kita digosipkan secara negatif, biarkan saja dan tidak usah ambil pusing dengan hal tersebut.

Kebenaran akan muncul dan tidak perlu dibela. Satu hal yang perlu kita miliki dalam hidup ini adalah sikap yang ramah di depan dan juga ramah di belakang.

Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Harga Ketidaksetiaan

Baik di depan dan juga baik di belakang. Tidak munafik dan tidak berpura-pura serta tidak berniat jahat.

Kalau kita perhatikan sikap ramah di depan dan jahat di belakang termasuk kategori perbuatan dosa, dan setiap dosa ada konsekuensinya.

Apa yang ditabur pasti akan dituai suatu saat nanti. Kalau kita menabur yang jahat, kita akan menuai juga sesuatu yang merupakan hukuman dari kejahatan yang kita lakukan.

Begitu juga orang yang berbuat jahat terhadap kita, pasti akan mengalami hukuman dan konsekuensi dari apa yang telah ia lakukan.

Mari kita latih diri kita menjadi pribadi yang tulus dan baik, apa adanya tanpa niat buruk terhadap orang lain.

Menghadapi orang yang bermuka dua terhadap kita sikapilah dengan bijaksana dan ikuti pimpinan roh kudus.

Seringkali yang perlu kita lakukan adalah tidak menjalin persahabatan dengan mereka.

Kita berhak memilih lingkungan pergaulan kita, yang baik dan membangun. Jangan asal pilih yang kelihatannya baik padahal meruntuhkan.

Mari kita bersandar kepada Tuhan dan hidup selalu dalam kebenaranNya.

Tuhan menjadi perisai dan pembela bagi kita yang hidup jujur dan tulus.

Dalam ayat yang 7 dari Mazmur 28 ini tertulis:

“TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya.” ***

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah