SEPUTAR CIBUBUR-Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) Singapura mengkawatirkan bakal terjadi kabut asap pasca peningkatan aktivitas hotspot di Riau dan hampir sebagian besar wilayah Sumatera, dalam beberapa hari terakhir.
Mengutip The National Environment Agency (NEA) in Singapore di akun Facebook mereka, sepekan kedepan mendatang, cuaca kering diperkirakan akan terus berlanjut di wilayah selatan dan tengah Sumatra.
“Hal ini dapat meningkatkan situasi hotspot dan kabut asap di sana dan menimbulkan risiko kondisi berkabut yang mempengaruhi Singapura,” tulis NEA.
Baca Juga: Jonggol Kesulitan Air Bersih, Adian Napitupulu Minta Pusat Bergerak
Badan tersebut mencatat bahwa gumpalan asap masih berada agak jauh dari Singapura dan tidak terlihat melayang langsung ke Singapura karena angin bertiup dari tenggara.
Indeks standar polutan (PSI) 24 jam di seluruh Singapura, pada pukul 16.00, berada dalam kisaran baik hingga sedang yaitu 45 hingga 76.
NEA menambahkan pihaknya sedang memantau situasi dengan cermat.
Baca Juga: Kawasan Wisata ke Gunung Bromo Ditutup
Kabut asap di kawasan Asia Tenggara akibat kebakaran hutan di Indonesia telah menjadi masalah abadi selama beberapa dekade terakhir.
Seperti diketahui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi sebanyak 717 titik panas (hotspot) pada Minggu 3 September 2023 ada di berbagai wilayah di Sumatera dan Sumatera Selatan.
Forecaster BMKG Pekanbaru, Ahmad Agus Widodo memerinci titik panas tersebut paling banyak terdeteksi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
"Jumlah hotspot di Sumsel mencapai 448 titik panas dari total 717 yang muncul di daerah lain di Sumatera," kata Ahmad di Pekanbaru, Minggu 3 September 2023.***