Sambutan yang terakhir, sambung Padre Marco, disampaikan oleh Rabi Kepala Yehuda Sama. Ia juga menekankan hal yang sama kurang lebih dari kedua perwakilan sebelumnya.
Sesi sambutan ketiga tokoh perwakilan tiga agama ini dimoderatori oleh Hakim Muhammad Abdul Salam.
Baca Juga: Kardinal Ayuso dari Vatikan Gandrung Konsep Wasatiyyah
Menurut Padre Marco, Abrahamic Family House merupakan contoh nyata dari Human Fraternity dengan dimensi spritiual, dimensi doa, dimensi relasi dengan Tuhan.
“Berbagai dimensi itulah yang mendasari segala sesuatunya sehingga dibangunlah rumah ibadat tersebut sebagai simbol persebaran kita satu sama lain sebagai anak-anak Abraham dan seperti saya katakan tadi, orang Emirates sendiri merasa sangat bangga menjadi negara yang bukan hanya dijadikan tempat didirikan ketiga rumah ibadat tersebut, tetapi sebelumnya juga merupakan tempat penandatanganan Human Fraternity Document ini,” ungkap Padre Marco.
“Dan ketiga rumah ibadat ini ditempatkan di lokasi sangat sentral. Jadi wilayah Saadiyat Cultural District adalah situs budaya tetapi di dalamnya berdiri tiga rumah ibadat. Sekali lagi ada keterkaitan antara agama dan budaya di sini. Sudah sejak dari dulu kala ketika ada manusia di plamnet bumi ini, budaya dan agama sudah saling berkaitan. Oleh karena itu, dua dimensi besar ini menjadi dua sokuguru,” imbuh Padre Marco.
“Dari human fraternity ini, pendekatan budaya dan agama ditonjolkan untuk merangkul semua orang menjadi saudara dan saudari. Saya sangat bersyukur bisa menjadi saksi dari peresmpian tiga rumah ibadat tersebut,” pungkas Padre Marco. (Lucius GK)