Padre Marco lantas menguraikan mengapa event kali ini penting. Pasalnya, setelah penandatanganan dokumen Human Fraternity pada 4 Februari 2019 lalu, 4 tahun kemudian ada peresmian 3 rumah ibadat yang berdiri berdampingan, yang berada persis di tengah Kota Abu Dhabi di wilayah Budaya Saadiyat Cultural District. Yakni, rumah ibadat agama Yahudi, agama Katolik, dan juga Islam berdiri mesra berdampingan. Uniknya, ketiga rumah ibadat berbeda agama itu memiliki seni arsitektur yang kurang lebih sama dengan warna yang sama pula, hanya hiasan yang sedikit berbeda dengan dilengkapi simbol-simbol keagamaan masing-masing yang berdiri di sampingnya.
Baca Juga: Ini Kesan Kardinal Ayuso Ketika Kunjungi Ganjuran
“Dan di antara rumah-rumah ibadat ini, terdapat sebuah taman yang Namanya Taman Abrahamic Family House atau Rumah Keluarga Abraham. jadi di antara tiga rumah ibadat yang berdiri berdampingan dan di tengah-tengahnya ada sebuah taman indah,” tutur Padre Marco.
Lebih jauh dijelaskan Padre Marco, di dalam upacara inagurasi atau peresmian tiga rumah ibadat tersebut, hadir berbagai macam pemimpin agama dari ketiga agama ini, dan juga pemimpin pemerintah dan masyarakat sipil sekitar 300-an orang.
Acara peresmian, terang Padre Marco, diawali sambutan pengantar oleh Mr Abdullah Al Syeikh yang menjelaskan sepintas sejarah Abrahamic Family House dan artinya bagi dokumen Human Fraternity.
Baca Juga: Dukung Perdamaian dan Moderasi Beragama, Kardinal Ayuso Terima Gelar DR HC dari UIN Sunan Kalijaga
Ia menekankan bahwa ketiga rumah ibadat ini merupakan langkah konkret, langkah spiritual sebagai langkah konkret dari Abu Dhabi Document Human Fraternity. Usai sambutan pengantar, perwakilan 3 rumah ibadat memberikan sambutan. Yakni Prof Mohammed Al Mehrasawi (Islam), Kardinal Miguel Ayuso (Katolik). dan Rabbi Kepala Yehuda Sama (Yahudi).
Prof Mohammed Al Mehrasawi, jelas Padre Marco, menekankan pentingnya rumah-rumah ibadat ini sebagai simbol harapan, simbol saling pemahaman, dan simbol saling pengertian yang menandai atau membumikan atau merealisasi satu bagian tentunya, bagian spiritual, dari dokumen Human Fraternity ini.