SEPUTAR CIBUBUR- Kepolisian Kenya menemukan puluhan jasad yang mati kelaparan di tengah hutan setelah berpuasa agar dapat bertemu dengan Yesus.
"Total kami menemukan 21 jasad ditengah hutan yang diduga merupakan anggota korban sekte sesat," ujar seorang sumber kepolisian Kenya kepada AFP, Minggu 23 April 2023.
Mirisnya, dari puluhan jasad tersebut, tiga di antaranya merupakan anak-anak.
Baca Juga: Viral di TikTok, Gam Gam Ki Elekh Disadur dari Mazmur 23
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Arab Saudi Klaim Sebagai Ateis
Para korban itu diduga pengikut Makenzie Nthenge, seorang pastor sekte sesat Good News International Church.
Nthenge dilaporkan menyuruh para pengikutnya untuk berpuasa agar dapat bertemu dengan Yesus.
Nthenge sebenarnya sudah menyerahkan diri ke kepolisian. Ia didakwa setelah dua pengikutnya yang masih anak-anak dilaporkan mati kelaparan di bawah pengawasan orang tuanya.
Baca Juga: Ferdy Sambo Bakal Dihukum Mati, Kutip Yesaya 60, Trisha Eungelica Beri Pesan Haru
Baca Juga: Tiru Yesus Puasa 40 Hari, Pendeta di Mozambik Meninggal Dunia
Kepolisian telah menahan Nthenge pada 15 April 2023.Namun ia dibebaskan dengan jaminan 100 ribu shilling Kenya atau setara Rp11,1 juta.
Saat itu, kepolisian menemukan jasad empat pengikut Nthenge yang dilaporkan mati kelaparan agar dapat "bertemu Yesus."
Sumber itu mengungkap angka tersebut setelah kepolisian melakukan penggalian di salah satu hutan di Shakahola dalam beberapa hari belakangan.
Baca Juga: Thailand di landa Gelombang Panas Ekstrem
"Kami bahkan belum menggali lebih dalam, yang memberikan indikasi kuat akan lebih banyak jasad ditemukan di akhir operasi ini," kata sumber itu.
Nthenge dijadwalkan menjalani proses persidangan pada 2 Mei mendatang.
"Pastor ini harus menghadapi semua dakwaan meski ia sudah melakukan mogok makan dan mengatakan dia berdoa dan berpuasa di tahanan," kata sumber kepolisian itu.
Sementara itu, sebelas pengikut Nthenge, yaitu tujuh laki-laki dan empat perempuan, sedang dalam perawatan di rumah sakit setelah diselamatkan pada 14 April lalu. Tiga di antaranya dalam kondisi kritis.***