Network
SEPUTAR CIBUBUR - Pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 menuai kontroversi dan kritik dari sejumlah pihak.
Pengecatan ulang pesawat kepresidenan dinilai menghamburkan dana di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Pasalnya, pengecatan pesawat sejenis yang digunakan pesawat kepresidenan menelan biaya Rp1,4 miliar-Rp2,1 miliar.
Baca Juga: Simak Pidato Lengkap Jokowi Soal Perpanjangan PPKM Level 4 hingga 9 Agustus
"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pswt Kepresidenan. Biaya cat ulang pswt setara B737-800 berkisar antara USD100ribu sd 150ribu. Sekitar Rp.1,4M sd Rp.2.1M," cuit pengamat penerbangan Alvin Lie lewat akun twitternya @alvinlie21, Senin 2 Agustus 2021.
Kontroversi pengecatan ulang pesawat kepresidenan rupanya bukan kali ini saja. Tahun 2014, ketika Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat, pengecatan ulang pesawat kepresidenan juga menuai kontroversi.
Salah satu kritik datang dari aktivis Fadjroel Rachman. Dia mengomentari satu artikel di salah satu media massa tentang pengecatan ulang pesawat kepresidenan.
Baca Juga: Denyut Nadi Kawasan Cibubur, 'Kampungnya' Pebulutangkis Indonesia
"Beye, kamu pikir rakyat itu bodoh," cuit Fadjroel, 14 April 2014.
