BMKG Ingatkan Perubahan Iklim Makin Nyata, Kementerian Diminta Tidak Lengah

- 8 Desember 2021, 09:50 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati. Dalam rapat kerja bersama DPR sampaikan kondisi cuaca Indonesia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati. Dalam rapat kerja bersama DPR sampaikan kondisi cuaca Indonesia. /BMKG

SEPUTAR CIBUBUR- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengingatkan ancaman dampak perubahan iklim yang semakin nyata.

Karena itu, Dwikorita mengajak seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk berkolaborasi menahan laju perubahan iklim.

BMKG memproyeksikan dalam 10 tahun ke depan suhu udara semakin meningkat kurang lebih setengah derajat lebih tinggi dari saat ini.

"Monitoring BMKG sejak tahun 1960 hingga 2021 menunjukkan, kenaikan suhu udara di seluruh wilayah Indonesia telah terjadi secara bervariasi antara 0,8 hingga 1,4 derajat celcius, dengan rata-rata kenaikan 0,9 derajat celcius dibandingkan dengan suhu udara pada masa pre-industri di tahun 1850," kata Dwikorita, Rabu 8 Desember 2021.

Baca Juga: Paparkan Aksi Pengendalian Perubahan Iklim, Paviliun Indonesia Sedot 10.000 Pengunjung

Ini artinya, kenaikan suhu udara di Indonesia secara akumulatif dapat melampaui batas yang sudah ditetapkan dalam Paris Agreement untuk kenaikan secara global yaitu 1,5 derajat celcius, pada tahun 2030 dibandingkan pada masa pre-industri.

“Apabila kita tidak semuanya berkolaborasi mengendalikan perubahan iklim tersebut, dampaknya sudah sangat nyata. Dulu jarang kita mendengar badai tropis, tapi saat ini selama 1 minggu dapat terjadi beberapa bibit siklon di perairan sekitar wilayah Indonesia yang dapat berkembang menjadi badai tropis dalam waktu yang hampir bersamaan," ungkap Dwikorita.

"Tentunya, akan diikuti dengan dampaknya yang semakin membahayakan masyarakat kita, baik di laut dan pantai sebagai gelombang tinggi dengan angin kencang, maupun di darat sebagai bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan banjir bandang,” kata dia.

Dengan makin meningkatnya frekuensi kejadian ekstrem yang kompleks dan katastrofik, sangat dibutuhkan para ASN yang profesional, handal dan terpercaya, yang mampu secara cepat, tepat, dan jitu melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi ataupun adaptasi, demi menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.***

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x