Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Indonesia Perkuat Kerjasama Dalam Manajemen Air di Asia

- 4 November 2021, 20:17 WIB
pembicaraan tentang perubahan iklim
pembicaraan tentang perubahan iklim /Kamsari/Dok. Birkom Publik Kementerian PUPR

 

SEPUTAR CIBUBUR - Di hari ketiga pelaksanaan Conference of the Parties (COP) ke-26 di Glasgow, Skotlandia, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono hadir dalam sesi khusus Asia Water Council (AWC) Climate Change High-Level Roundtable bersama Menteri Lingkungan Korea Han Jeoung-ae, Menteri Pengembn Energi Tenaga Air, Angin, dan Surya Sri Lanka Duminda Dissanayake, Managing Director General Asian Development Bank Woo-Chong Um, President K-Water Jae-Hyeon Park, Presiden International Water Resources Association Gabriel Eckstein, Deputi Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Kamboja, Duta Besar Kerjasama Lingkungan Korea Jung-Wk KIM, dan Utusan Khusus Perubahan Iklim Mongolia Batjargal Zamba.

Baca Juga: Bertemu Menteri Lingkungan Korea Selatan, Menteri Basuki Perkuat Kerjasama Bidang Infrastruktur

Dalam paparannya, Menteri Basuki menyampaikan tentang permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia dalam manajemen air dan bagaimana masalah terkait air, seperti banjir, kekeringan, kenaikan muka air laut semakin serius dengan adanya perubahan iklim dan urbanisasi yang tinggi.

Kementerian PUPR telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam manajemen air, seperti pelaksanaan manajemen sumber daya air yang terpadu; peningkatan kapasitas SDM dan pemanfaatan teknologi, serta penyediaan layanan sumber daya air yang efektif, termasuk untuk kebutuhan sehari-hari, irigasi, industri,  pengendalian banjir termasuk pemanfaatan bendungan untuk sumberdaya energi terbarukan.

Menteri Basuki berharap Indonesia bisa belajar, bertukar pengalaman dan bekerja sama dengan negara-negara Asia lain dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dalam platform AWC.

"Kita bisa belajar dari negara-negara Asia tentang bagaimana menghadapi tantangan perubahan iklim bersama-sama untuk mengimplementasikan kesepakatan politik yang dinyatakan oleh kepala negara masing-masing," kata Menteri Basuki.

Dikatakan Menteri Basuki, saat ini negara-negara di seluruh dunia masih berjuang untuk mengurangi pandemi COVID-19 dan konsekuensi ekonomi dan sosialnya. "Penyediaan air bersih untuk mendukung penerapan protokol kesehatan akan menjadi tujuan penting utama bagi sektor infrastruktur publik," kata Menteri Basuki.

Studi terbaru yang dilakukan oleh Indonesia Water Institute menunjukkan konsumsi air bersih selama pandemi COVID-19 meningkat 3 kali lipat dari kondisi normal, dengan total konsumsi air rumah tangga mencapai sekitar 995 hingga 1.415 liter per hari.

Halaman:

Editor: Kamsari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah