SEPUTAR CIBUBUR - Menteri Sosial Tri Rismaharini prihatin dengan kejadian pemerkosaan yang dilakukan seorang guru sekaligus pengurus pesantren di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung kepada belasan santriwatinya.
Apalagi dirinya menemukan fakta baru bahwa beberapa korban aksi Herry Wirawan tidak mendapat ijazah maupun rapor selama mengenyam pendidikan di pesantren itu. Padahal mereka ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
"Ini kasihan dan memilukan, masa depan anak-anak itu hancur. Apalagi mereka tidak terima ijazah. Jadi yang pengen melanjutkan sekolah gimana. Makanya kami sedang mengupayakan akses sekolah bagi mereka," kata Risma di Lembang, Senin 13 Desember 2021.
Risma mengatakan, dirinya sudah bertemu korban pemerkosaan yang dilakukan Herry Wirawan tersebut.
Kemensos langsung melakukan penanganan dan pendampingan terhadap korban. Mencari tahu apa yang mereka inginkan dan butuhkan, serta berupaya memulihkan traumanya.
Seperti melakukan trauma healing terhadap para korban, termasuk hipnoterapi. Agar jangan sampai mereka berlarut-larut dan merasakan trauma terus-menerus. Termasuk bagaimana sustainability kehidupan korban supaya tidak terbebani oleh masa lalu dan akhirnya mereka bisa kembali melanjutkan kehidupan yang lebih baik.
"Masa depan mereka masih panjang itu yang harus dipikirkan, agar bisa secepatnya pulih dari trauma psikis dan melanjutkan kehidupannya, bersekolah, bekerja, dll," kata Risma.
Baca Juga: Gus Muwafiq: Moderasi Beragama Untuk Kedamaian Dan Keutuhan NKRI