SEPUTAR CIBUBUR – Perbuatan bejat Herry Wirawan yang mengaku ustaz, memperkosa belasan santriwati Ponpes TM Boarding School dan Ponpes MH Antapani, Cibiru, Kota Bandung, mengundang kemarahan masyarakat luas.
Para orangtua korban pemerkosaan belasan santriwati itu umumnya rela menyerahkan anak perempuannya dibawa oleh Herry Wirawan karena diiming-iming sekolah/pesantren gratis.
Predator seksual anak di bawah umur ini, tampaknya cukup pandai memilih targetnya. Herry Wirawan mencari korbannya di daerah terpencil di selatan Kabupaten Garut, yang kurang terjamah arus informasi.
Misalnya saja, salah satu wilayah yang menjadi domisili korban adalah di Mekarmukti, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
Untuk menuju ke lokasi tersebut dibutuhkan waktu sekitar tujuh jam dari kota Garut karena medan yang cukup sulit. Sebagian masyarakat tergolong keluarga kurang mampu dari segi ekonomi.
Menurut anggota DPR Dedi Mulyadi yang sudah menemui orangtua para korban di Desa Mekarmukti, ada sekitar delapan orang anak, lima perempuan dan tiga laki-laki di Desa Mekarmukti yang 'nyantri' di Bandung.
Dedi pun sempat berkomunikasi dengan Kades Mekarmukti Hikmat Wijaya melalui sambungan telepon. Kepada Dedi, Hikmat menyampaikan, anak-anak tersebut ‘nyantri’ dari tahun 2014-2015.