Pendiri Gereja Tiberias Indonesia Pendeta Yesaya Pariadji Meninggal Dunia

- 5 Mei 2022, 18:43 WIB
Pendeta Yesaya Pariadji
Pendeta Yesaya Pariadji /Gereja Tiberias Indonesia

SEPUTAR CIBUBUR - Pendeta Yesaya Pariadji yang merupakan gembala dan pendiri Gereja Tiberias Indonesia (GTI) meninggal dunia Kamis 5 Mei 2022.

Kabar duka itu disampaikan dalam Gereja Tiberias Indonesia yang menyebar melalui grup WA jemaat Tiberias Kamis 6 Mei 2022.

Belum diketahui penyebab wafatnya pendeta yang dikenal dengan ciri utama penyembuhan melalui minyak urapan dan perjamuan kudus.

Baca Juga: Ini Alasan Pemerintah Perpanjang Libur Anak Sekolah di Jabodetabek, Masuk 12 Mei 2022

Dalam keterangan beredar, GTI akan melakukan ibadah pelepasan dan tutup peti yang disiarkan secara live streaming pada Jumat 6 Mei 2022 pukul 08.00 WIB.

ibadah pelepasan dan tutup peti dapat disaksikan  melalui kanal youtube Gereja Tiberias Indonesia di https://www.tiberiaslivestreaming.com/

Dalam pesan duka tersebut tertulis, telah pulang ke Rumah Bapa di Surga, Pdt DR Yesaya Pariadji.

Kabar duka itu jug mengutip Wahyu 14:13 TB

Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: ”Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” ”Sungguh,” kata Roh, ”supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”

Seperti diketahui, GTI merupakan salah satu gereja yang paling cepat pertumbuhan jemaatnya di Indonesia.

Ciri utama pelayannya adalah penyembuhan Ilahi melalui minyak urapan dan perjamuan kudu

Baca Juga: Penuh Aksi Tipu-tipu, Ini 8 Situs Judi Slot yang Harus Dihindari

Pendeta Pariadji  sebagai pendiri merupakan orang yang paling berjasa dalam perkembangan GTI.

Mulanya ia adalah seorang pebisnis yang sukses yang menduduki posisi penting di sebuah bank ternama.

Selain itu Pariadji juga pernah mendapatkan kesempatan bagus bekerja di Istana.

 Baca Juga: SWI Ingatkan Selebritas Tidak Jadi Influencer Judi Slot

Pariadji rela kehilangan aset berharganya untuk membangun Tiberias secara mandiri yang sampai saat ini telah memiliki banyak jemaat yang tersebar di seluruh nusantara

Pariadji mengaku bertemu langsung dengan Tuhan Yesus di IstanaNya.

Kala itu Pariadji diperintahkan untuk membaca Alkitab namun ditolak.

Baru pada tahun 1985, ketika mengalami sakit dan lumpuh, Ia mulai membaca Alkitab dan mempelajarinya.

Mukjizat itu datang dan seketika penyakit yang dideritanya langsung sembuh.

 Baca Juga: Bobon Santoso Tabuh Genderang Perang, Sales Judi Slot Jadi Target

Pariadji yakin bahwa firman Tuhan bukanlah sekedar kata-kata, melainkan sebuah keajaiban yang maha dahsyat.

Ia pun sadar dan mengabdikan hidupnya untuk Yesus dengan mendirikan sebuah gereja yang diberi nama Tiberias.

17 Agustus 1990 merupakan hari berdirinya GBI Tiberias yang kala itu masih berada dibawah naungan Gereja Bethel Indonesia.

Namun pada tahun 1997, pihak GBI memberikan sebuah keputusan untuk menghapus nama Tiberias pada gereja tersebut.

 Akhirnya Pendeta Pariadji mengambil sebuah keberanian untuk memisahkan diri dari GBI dan membentuk Gereja Tiberias Indonesia.

 Hingga saat ini cabangnya sudah tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Semarang, Medan, Manado, dan lain-lain.***

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah