Perlu Diperbaikinya Ekosistem Event di Indonesia dengan Langkah Kolaboratif Diusulkan Wamenparekraf

- 23 Februari 2023, 10:39 WIB
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo /Brain Sihotang/Kemenparekraf

SEPUTAR CIBUBUR - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo menyampaikan bahwa perbaikan ekosistem event di Indonesia perlu dibarengi dengan langkah kolaboratif bersama seluruh stakeholder.

Wamenparekraf Angela, dalam acara “Indonesia Event Management Summit (IVES) 2023 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Rabu (22/2/2023) mengatakan perbaikan ekosistem ini untuk menghadirkan penyelenggaraan event berkualitas.

Karena dampak yang diberikan dari event sangat dirasakan oleh masyarakat baik secara ekonomi maupun penciptaan lapangan pekerjaan. Sebagai contoh penyelenggaraan MotoGP yang digelar di Mandalika beberapa waktu lalu.

Dari satu event tersebut dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi diatas Rp4,5 triliun. Juga event F12HO yang akan diselenggarakan di Danau Toba, Sumatra Utara, mendorong pengembangan infrastruktur hingga kesadaran masyarakat untuk memperbaiki kulitas dari bisnis mereka demi menyambut kehadiran wisatawan yang berpartisipasi dalam F1H20.

Baca Juga: IHSG Hari ini 23 Feb 2023 Potensi Rebound, Bursa Asia dan Eropa Koreksi saat Bursa As Mixed,Harga Emas Jatuh

Karenanya, sejumlah perbaikan ekosistem penyelenggaraan event perlu digarap. Utamanya dalam hal perizinan berbasis digital atau elektronik. Perizinan digital diharapkan Wamenparekraf dapat memberikan kemudahan bagi pelaku industri, supaya semakin transparan dan akuntabel.

“Sebuah komitmen dari kami, juga arahan dari Presiden Joko Widodo bahwa kita harus mengaplikasikan digitalisasi perizinan event kedepan. Sehingga kawan-kawan penyelenggara juga mempunyai kepastian kedepannya ketika mereka merencanakan suatu event. Karena merencanakan event butuh waktu,” ujar Wamenparekraf.

Selain perizinan, Wamenparekraf Angela juga berharap supaya standar penyelenggaraan event lebih tertata di masa mendatang. Ini dikarenakan revenue atau pendapatan dari event musik Indonesia masih dibawah Singapura apalagi Australia. Padahal populasi Indonesia lebih besar dari kedua negara tersebut.

Berdasarkan data yang disampaikan Wamenparekraf, revenue event musik dari tiket online untuk Indonesia baru mencapai 43 juta dolar AS. Sementara, Singapura berhasil meraih 63 juta dolar AS, dan Australia sebesar 535 juta dolar AS.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Kemenparekraf


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x