Jusuf Kalla: Mengaplikasikan Ilmu Sesuai Kebutuhan Masyarakat Jadi Tantangan

- 16 Juni 2024, 13:37 WIB
HM Jusuf Kalla, Ketua Umum Pembina Yayasan Wakaf  Paramadina. Sumber: Universitas Paramadina
HM Jusuf Kalla, Ketua Umum Pembina Yayasan Wakaf Paramadina. Sumber: Universitas Paramadina /

SEPUTAR CIBUBUR – Mantan Wapres HM Jusuf Kalla, yang juga Ketua Umum Pembina Yayasan Wakaf  Paramadina menegaskan bahwa mengaplikasikan ilmu sesuai kebutuhan masyarakat merupakan tantangan bagi para alumni Universitas Paramadina.

Jusul Kalla mengungkapkan hal tersebut saat memberikan sembutan pada Prosesi Wisuda Universitas Paramadina ke-40 yang berlangsung di Convention Hall - Gedung SMESCO Jakarta, Sabtu, 15 Juni 2024.

“Ilmu adalah hal penting yang akan meningkatkan peringkat Anda. Di universitas anda akan memperoleh ilmu dan logika, pada bidang pekerjaan akan menguji logika dan ilmu yang telah kalian peroleh, kalau di Universitas Anda diuji oleh dosen, tapi dunia kerja masyarakat akan menguji Anda lebih lagi. Paramadina tentu memberikan Anda hal yang terbaik, yang dapat diberikan kepada kalian semua untuk dapat siap menghadapi dunia kerja,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia Prof Dr Ir Marsudi Wahyu Kisworo IP mengatakan bahwa selain diserang oleh perubahan iklim, Indonesia saat ini punya masalah dalam bidang pertanian, setiap tahun kita kehilangan 100.000 hektar (ha) sawah terkonversi menjadi hunian, setiap tahun juga kehilangan 1 juta petani yang meninggal atau menua, sedangkan hanya 3% anak petani yang mau menjadi petani.

Baca Juga: Peringati Hardiknas dan Harkitnas, Paramadina-Komnas HAM Gelar Diskusi Ini

“Saya salah satunya yang setelah menyelesaikan masa belajar tidak mau lagi pulang untuk menjadi petani, tinggal di Jakarta dan menjadi dosen. Inilah yang terjadi di pangan kita, makanya kalau dikritik Indonesia impor pangan kita, padahal lahannya subur, tapi itulah kenyataannya pangan kita tidak cukup, sama juga pada bidang kesehatan, bahan baku obatnya impor,” jelasnya.  

Prof Dr Ir Marsudi Wahyu Kisworo IPU - Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia.  Sumber: Universitas Paramadina
Prof Dr Ir Marsudi Wahyu Kisworo IPU - Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia. Sumber: Universitas Paramadina
Lalu bagaimana menyelesaikan tantangan tersebut? Prof Marsudi mengatakan salah satunya dengan menggunakan ilmu pengetahuan. “Saya mau mengingatkan mungkin sudah mulai lupa terhadap simbol yang ada di bendera Paramadina diambil dari surat An-Nisa  ayat 113,” ujarnya.

Prof Marsudi menjelaksn, “Kitab adalah kebenaran yang disebutkan pada kitab kitab suci yang kemudian kita pelajari dalam agama, hikmah itu adalah pengetahuan, seperti matematika, komunikasi, manajemen, dan semua ilmu yang kita pelajari.  Maka merujuk symbol ini, kita sebagai wisudawan harus mampu menguasai dua hal ini al-kitab dan al-hikmah, jika hanya salah satunya saja maka tidak akan utuh”.

Dalam sambutan Kepala LLDikti Wilayah III., Prof Dr Toni Toharudin SSi MSc menyampaikan tantangan sarjana saat ini dan masa yang akan datang tidaklah ringan, yakni bagaimana memperoleh pekerjaan secara layak dan diakui sesuai dengan kompetensi dan passion.

Baca Juga: Webinar Paramadina Ulas Bagaimana Seseorang Terpapar Ekstrimisme

“Lulus dari perguruan tinggi bukan berarti akhir dari segalanya, kalian telah membuka pintu ke dalam dunia profesi yang luas sehingga kalian harus terus berjuang untuk menunjukkan kemampuan terbaik, di dalam berbagai bidang ilmu yang didapat, kalian harus bisa menjadi agent of change didalam masyarakat dan juga membawa kebaikan bagi seluruh orang,” katanya.

Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini MSc PhD. Sumber: Universitas Paramadina
Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini MSc PhD. Sumber: Universitas Paramadina
Sementara Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini MSc PhD juga memberikan pesan kepada para Wisudawan akan adanya unsur dalam kehidupan yang harus dibawa secara utuh.

“Pertama adalah dimensi Ilahiah psikologis kita harus terang seperti kaca yang bersih, yang kedua adalah fisik, jika badan kita kuat maka kita akan mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik. Ketiga adalah ilmu yang kita dapat, dan yang keempat kita harus mencapai kesejahteraan. Indonesia akan menjadi 6 besar di dunia tapi kesenjangannya akan sangat tinggi, 40% dari penduduk kita masih SD kebawah, maka saudara sekalian hanya 5-8% dari masyarakat Indonesia, karena itu semoga wisuda ini bisa menjadi titik balik agar kalian dapat menjadi manusia yang lebih baik,” tutur Didik.

Baca Juga: 15 Tahun Pendidikan Antikorupsi Paramadina Tembok Harapan Lawan Budaya Korupsi

Pratiwi Astar SKom MSc mewakili Pengurus Yayasan Wakaf Paramadina mengapresiasi keberhasilan para wisudawan.  “PR selanjutnya akan banyak pertanyaan mau apa setelah ini? Mau jadi apa setelah ini, apapun pilihan kalian tetap lanjutkan prinsip-prinsip Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat,” ucapnya.

Acara Wisuda Universitas Paramadina ke-40 yang berlangsung di Convention Hall - Gedung SMESCO Jakarta, Sabtu (15/6/2024). Sumber: Universitas Paramadina
Acara Wisuda Universitas Paramadina ke-40 yang berlangsung di Convention Hall - Gedung SMESCO Jakarta, Sabtu (15/6/2024). Sumber: Universitas Paramadina
Sebagai alumni Paramadina, lanjut dia, satu hal yang ia harapkan tetap dapat mengedepankan akhlak yang baik. “Kami yakin seluruh wisudawan Universitas Paramadina yang telah menyelesaikan mata kuliah anti korupsi akan terus memegang teguh prinsip-prinsip kejujuran, transparansi, akuntabilitas. Kami yakin wisudawan akan menjadi champion champion terbaik di masyarakat dan dapat menerapkan ilmu dan hikmah yang didapat dengan akhlak yang terpuji,” kata Pratiwi berpesan.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina Dr Fatchiah E Kertamuda MSc, menyatakan kegembiraan atas berhasil paripurna studi mahasiswa Universitas Paramadina dimana hari ini meluluskan 218 sarjana dan 122 magister.

Ia mengungkapkan, prestasi wisudawan juga sangat bagus, rata rata IPK untuk program sarjana mencapai 3,54 dengan masa studi 3 tahun 5 bulan, rekor tercepat diperoleh oleh wisudawan sarjana manajemen dengan masa studi 3 tahun 3 bulan 22 hari. Yang kedua rata-rata IPK program magister adalah 3,79 dengan masa studi 1 tahun 9 bulan, rekor tercepat dari prodi magister manajemen dengan masa studi 1 tahun 4 bulan, 19 hari.  

Baca Juga: Paramadina-INDEF Gelar Diskusi Publik Pemikiran Amartya Sen

“Dari 330 wisudawan itu, terdapat wisudawan penerima beasiswa, yaitu penerima beasiswa dari Kemendikbud Ristek Dikti terdapat 6 wisudawan penerima beasiswa KIP Kuliah dan 2 penerima beasiswa unggulan, ada penerima beasiswa dari transjakarta, dan penerima beasiswa internal dari Universitas Paramadina, sebanyak 6 wisudawan,” tutup Fatchiah. (Lucius GK)

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah