Fortuner dan Panther Anyar Disarankan Tak Konsumsi B35

- 12 Februari 2023, 17:35 WIB
Fortuner dan Panther Anyar Disarankan Tak Konsumsi B35
Fortuner dan Panther Anyar Disarankan Tak Konsumsi B35 /Tata Motors/

 

SEPUTAR CIBUBUR- B35 adalah campuran biodiesel antara bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit dengan BBM diesel.

Hanya saja, masyarakat yang ingin menggunakan BBN B35 sebagai bahan bakar mobil diesel perlu selektif, khususnya pemilik mobil terbaru seperti Fortuner.

Pasalnya, penggunaan biodiesel menurut beberapa pelaku otomotif, sangat tidak direkomendasikan untuk mobil diesel modern.

Hal itu diungkapkan Sumarno, mantan trainer mekanik di salah satu pabrikan mobil Jepang seperti dilansir Otomotifnet.com.

Baca Juga: Golkar Tunjuk Airlangga Hartarto Jadi Capres 2024

“Memang ini ini agak kontradiktif ya antara perkembangan teknologi mesin (mobil diesel), dengan penggunaan bahan bakar biodiesel yang dulu B20, lalu jadi B30 (sekarang naik jadi B35, red),” ujar punggawa Masmun Sukses Motor yang bertempat di Solo, Jawa Tengah ini, Senin 6 Februari 2023.

Menurut Sumarno, mobil diesel keluaran terbaru punya spesifikasi tekanan pompa bahan bakar yang sangat tinggi.

“Bisa 10 kali lipatnya dari mesin diesel konvensional kayak punya Isuzu Panther. Kalau mobil diesel sekarang yang mesinnya sudah common-rail bisa sampai 1.600 – 2.000 bar,” jelas Sumarno.

Sumarno berpendapat, biodiesel atau yang dikenal dengan sebutan Bio Solar, secara bahan bakar sebenarnya bagus.

 Baca Juga: Masuki Tahun Kedua, Kasus Pembunuhan Subang Jalan di Tempat

Hanya saja, karena campuran minyak nabatinya yang merupakan olahan dari limbah PAO (Palm Acid Oil) yang sudah disesuaikan, punya dampak negatif bila digunakan pada mobil diesel anyar.

Apalagi bila kandungan lemak nabati pada PAO atau FAME (Fatty Acid Methyl Ester) membusuk ketika biodiesel disimpan terlalu lama dalam tangki penyimpanan.

“Ini membuat bahan bakar tersebut menurun kualitasnya. Makanya ada istilah solar busuk,” jelas Sumarno.

Dalam jangka waktu lama, penggunaan biodiesel bisa menyebabkan clogging pada saluran bahan bakar.“Bisa menyumbat injektor. Pernah ada kasus injektornya sampai pecah kerena tersumbat dan saking kuatnya tekanan bahan bakar,” jelas dia.

 Baca Juga: Romo atau Pastur Ikut Lantunkan Yalal Wathon di Pondok Pesantren di Malang

Tak hanya itu, biodiesel juga cenderung punya kadar sulfur tinggi. Akibatnya, hasil pembakarannya kata Sumarno lebih cepat menimbulkan kerak karbon.

Menurut Sumarno, pada mobil diesel common-rail ini umumnya sudah dilengkapi teknologi katup Exhaust Gas Recirculation (EGR).

Fungsinya untuk mengalirkan sebagian gas sisa hasil pembakaran, yakni NoX dan HC (hydrocarbon), untuk dimasukkan kembali ke intake manifold, sehingga membuat emisi gas buang jadi lebih rendah.

Selain itu, juga untuk membantu mendapatkan respon pasokan udara yang lebih baik.

 Baca Juga: Minyakita Langka, Ini Saran Faisal Basri untuk Pemerintah

“Tugas utama EGR ini sebenarnya adalah untuk menurunkan suhu ruang bakar. Guna menjaga temperatur ruang bakar di bawah 1.500 derajat Celcius,” jelas Sumarno.

Menurut dia, pada saat suhu ruang bakar terlalu ekstrem dapat menimbulkan Nox pada gas buang.

“Untuk mencegahnya, maka kerja EGR ini akan me-recirculasi gas dari exhaust manifold ke ruang bakar, supaya suhu ruang bakar turun dan Nox tidak terbentuk pada gas buang,” jelasnya.

Makanya kinerja katup EGR ini sangat perlu diperhatikan kondisinya.

 Baca Juga: Catat, Food Estate Jokowi Ternyata Picu Deforestasi

Dengan kata lain jika sering mengonsumsi Bio Solar, EGR mesti rajin ditengok dan dibersihkan dari kerak karbon.

Dampaknya bila EGR kotor, bisa akan membuat performa mesin jadi menurun dan emisi gas buang jadi tinggi.“Salah satu ciri bila EGR mampet, bisa menyebabkan mesin susah hidup,” kata Sumarno.

 Pernyataan senada dikemukakan Ferry Titus, punggawa Protuning di BSD, Tangerang.

Menurut Ferry Titus, untuk menghindari performa mesin disarankan untuk membersihkan katup EGR minimal setahun sekali atau setiap 20 ribu kilometer,” kata Ferry Titus.

Tak hanya itu dampak negatif pemakaian BBM diesel yang ada campuran minyak nabatinya pada mobil diesel modern.

FAME pada biosel cenderung memiliki kandungan air lebih tinggi dari BBM diesel kualitas tinggi.

Sehingga membuat usia pakai filter solar bisa lebih cepat dari anjuran pabrik.***

 

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x