Berikut Profil Pendeta Yesaya Pariadji, Salah Satu Tokoh Fenomenal Gereja Karismatik di Indonesia Abad 20-21

6 Mei 2022, 08:35 WIB
Pendeta Yesaya Pariadji, Salah Satu Tokoh Fenomenal Gereja Karismatik di Indonesia Abad 20-21 /instagram @stevenmaluw

SEPUTAR CIBUBUR - Pendeta Yesaya Pariadji adalah salah satu tokoh fenomenal Gereja Karismatik di Indonesia.

Untuk kalangan sendiri sosok nama Pdt Yesaya Pariadji sangat dikenal luas di seluruh Nusantara bahkan hingga manca negara.

Pdt Yesaya Pariadji juga merupakan salah satu sosok tokoh yang karismatik yang di agungkan di abad 20-21 oleh jutaan jemaatnya.

Baca Juga: Sejarah Gereja Tiberias Indonesia yang Berkembang Pesat Hingga ke Mancanegara

Pdt Yesaya Pariadji diketahui telah mendirikan Gereja Tiberias Indonesia (GTI).

Gereja Tiberias Indonesia (GTI) merupakan salah satu gereja yang paling cepat pertumbuhan jemaatnya di Indonesia dengan jumlah jemaat jutaan orang.

Pendeta Yesaya Pariadji lahir pada tanggal 11 Desember 1949.

Dia pernah bertugas di Istana Negara di bagian kerumah tanggaan Presiden pertama Indonesia yaitu Presiden Soekarno.

Baca Juga: Tokoh Karismatik Pendeta Yesaya Pariadji Tutup Usia, Mantan Pebisnis Sukses yang Mendirikan Gereja Tiberias

Pendeta Yesaya Pariadji kembali dipercaya hingga berlanjut pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Ia pun pernah menjadi pelayan di sebuah hotel bintang lima di New York.

Pendeta Yesaya Pariadji yang wafat Kamis 5 Mei 2022, berasal dari latar belakang bukan orang percaya.

Dalam perjalanan karier sebelum menjadi pendeta, Yesaya Pariadji yang dikenal cerdas pernah bekerja di Istana, menjadi chairman bank dan beberapa perusahaan internasional.

Baca Juga: Simak Panduan Lengkap Ibadah di Gereja saat Perayaan Natal 2021, Cegah Penyebaran Covid-19 Omicron

Pendeta Yesaya Pariadji mengalami kasih karunia Tuhan pada tahun 1985.

Saat itu, Pendeta Yesaya Pariadji mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus.

Yesaya Pariadji diperintahkan Tuhan untuk membaca Alkitab, namun ia menolak.

Namun saat mengalami kelumpuhan, Yesaya Pariadji mulai membaca Alkitab dan ia mengalami mujizat kesembuhan.

Baca Juga: Cara Daftar Beasiswa Jalur Gereja di Universitas Kristen Indonesia, Hingga 31 Juli 2021

Mengutip kotbah Pdt Yesaya Pariadji, dirinya digandeng malaikat ke Sorga dan menerima perintah dari Tuhan Yesus untuk mendirikan Tiberias.

Dalam pesan itu disampaikan bahwa Gereja Tiberias akan menjadi gereja yang besar, penuh kuasa dan mujizat seperti pada zaman Kisah Para Rasul.

Yesaya Pariadji juga menerima perintah untuk mengembalikan Kuasa Perjamuan Kudus dan Minyak Urapan.

Dalam pelayanan Yesaya Pariadji, banyak jiwa telah mengalami mujizat yaitu kesembuhan dari berbagai penyakit dan kelemahan tubuh, pemulihan dari resesi ekonomi, keluarga dan perkawinan yang dipulihkan serta hidup yang diubahkan.

Termasuk kesaksian dari banyak jiwa yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Baca Juga: Mengenang,TB Joshua, Pendeta Karismatik Nigeria dengan 1 Juta Follower di YouTube

Yesaya Pariadji menikah dengan Darniaty Pariadji yang juga bukan dari latar belakang bukan orang percaya.

Bersama suaminya, Darniaty Pariadji memulai sebuah persekutuan doa pada tahun 1986.

Persekutuan doa ini merupakan cikal bakal berdirinya Tiberias.

Darniaty Pariadji yang juga merupakan seorang pendeta menjadi sumber kasih dan dukungan bagi Pendeta Yesa Pariadji.

Kerendahan hati, kehangatan dan kasihnya bagi sesama telah menjamah banyak orang.

Baca Juga: Ini Doa dan Harapan Pendeta Andre Talabessy Bagi Vincent Verhaag dan Jessica Iskandar

Pasangan pendeta ini dikaruniai empat orang anak beserta empat orang cucu.

Gereja Tiberias Indonesia (GTI), atau Tiberias Ministry yang didirikannya adalah salah satu sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia.

Salah satu ciri khas dari pelayanan GTI adalah pelayanan Kesembuhan Ilahi melalui Perjamuan Kudus dan Minyak Urapan.

Gereja Tiberias Indonesia merupakan gereja pewahyuan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus kepada Pendeta Yesaya Pariadji.

Baca Juga: Anies Terima Persembahan Kurma dari Pendeta Gilbert: Pesannya Bantu Petani Palestina

Tugas Gereja Tiberias adalah untuk membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan Allah yang Maha Kuasa dan hal ini dibuktikan melalui mujizat-mujizatNya.

Menurut Pendeta Yesaya Pariadji, Firman Allah bukan terdiri atas kata-kata, tetapi kuasa, bahwa Firman Allah lebih dari seluruh ilmu pengetahuan manusia, bahwa manusia harus hidup dalam pertobatan, harus hidup dalam kekudusan agar layak berdiri di hadapanNya dan pesta di Kerajaan Sorga.

Baca Juga: Ephorus HKBP 1987-1998 Pendeta SAE Nababan Akan Dimakamkan di Siborong-borong, Tapanuli Utara

Saat itu, Pendeta Yesaya Pariadji menjual aset-aset berharganya untuk kemudian mendirikan Gereja Bethel Indonesia Jemaat Tiberias.

Setelah adanya keputusan dari sinode GBI, bahwa nama-nama jemaat seperti Tiberias ini harus dihilangkan, kemudian Pendeta Yesaya Pariadji, sebagai gembala sidang GBI Tiberias, memisahkan diri dan membentuk sinode sendiri (Gereja Tiberias Indonesia).

Pada 9 Agustus 2008, bertempat di Dome World Harvest Center, Lippo Karawaci Tangerang, Gembala Sidang Gereja Tiberias Indonesia, Pendeta Yesaya Pariadji, diwisuda mendapatkan gelar Doctor of Ministry in Leadership and Transformation, dari Harvest International Theologial Seminary (HITS). ***

Editor: Danny tarigan

Tags

Terkini

Terpopuler